Minggu, 29 April 2018

Memperkokoh Persatuan Bukan Perpecahan


Oleh : Al Azzad 

Indonesia merupakan negara yang berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal ika, selalu merawat kebersamaan dalam memperkokoh persatuan bangsa. Negri yang subur lagi mamkmur serta memiliki keberagaman yang sangat kaya budaya, kaya sosial dan kaya alam maupun kayak intelektual. Patut disyukuri bahwa para tokoh pendahulu kita membangun dasar, falsafah, landasan serta filosofi yang sangat hebat yang mungkin generasi saat ini tak lagi bisa memikirkannya secara tajam dan visioner. Indonesia hari ini tentu berbeda dengan Indonesia dulu kala, melainkan jangan sampai Indonesia menjadi hilang dalam sejarah serta kehilangan jati diri bangsanya apalagi pilarnya sebagai kekuatan dasar bangsa Indonesia. 

Realitas masyarakat Indonesia agak sedikit terganggu dengan adanya fenomena kelompok yang terpecah belah menjadi dua bagian yang saling berbenturan. Fenomena ini tentu menjadi sangat berbahaya sebab terjadi sampai akar rumput dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Bila hal itu terjadi di kalangan elit mungkin hal yang wajar sebagai bentuk kontestasi sekaligus realitas politik yang berkompetesi secara sehat, cerdas, intelektual dan penuh nalar. Akan tetapi bila pengaruhnya sampai pada masyarakat lebih luas, maka dipastikan sistem filterisasi dalam menanggulangi perpecahan semakin suliy karena gelombang saling serang dan bener sendiri akan membesar serta saling menjatuhkan yang berakhir pada kekerasan. Tentu hal ini tak ingin terjadi karena akan mempengaruhi masa depan Indonesia sebagai negara berdaulat. 

Memperkokoh persatuan bukan perpecahan yang semestinya harus dilakukan oleh para politisi, elit, tokoh, pejabat, ilmuan, pengamat, intelektual dan agensi sosial lainnya untuk menjaga stabilitas sosial dan stabilitas keamanan negara Indonesia. Jangan sampai pengaruh dari luar yang asing mempengaruhi setiap individu untuk memproduksi materi dan narasi perpecahan demi keuntungan sesaat yang sangat destruktif dan deharmonisasi ini. Sebab persatuan inj dibangun aras dasar semangat, darah, keringat, waktu, perjuangan dan pengorbanan yang besar memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan perpecahan ini hanya sesaat dan cukup waktu yang sangat singkat melakukannya. 

Untuk menghindari segala kemungkinan baik konflik, sentimen, dan kekerasan mestinya harus selalu memproduksi kebersamaan dalam persatuan, menjaga kerukunan, merawat kebangsaan, memelihara hubungan, saling berinteraksi antar anak bangsa dan mewujudkan cita Indonesia secara bersama dengan nilai gotong royong. Dengan begitu kita menjadi bangsa yang besar bermartabat dan memliki peran besar secara nasional dan internasional. Dimulai daro hal terkecil dan terdekat untuk bisa membangun gagasan yang besar, sebab dengan begitu akan terwujud persatuan dari akar rumput dari bawah sampai ke atas. Bila bangsa ini terus bersatu dan bangkit dari keterpurukan, maka dapat dipastikan Indonesia akan maju dan berkembang dengan penuh kemandirian membangun peradaban sesuai dengan nilai luhur serta budaya khas Indonesia. 

Tantangan besar generasu selanjutnya untuk memperkokoh persatuan Indonesia agar terus semakin tegak dan kuat, sehingga tidak goyah apalagi pecah hanya karena kepentingan amoral, rayuan untuk menghancurkan bangsa sendiri, dan aktivitas yang keji demi keuntungan. Sebab persatuan termasuk peninggalan yang harus dilestarikan sekaligus cita, harapan, nilai, pandangan, landasan dan sumber kemajuan bangsa untuk menyongsong masa depan yang cemerlang dengan segala tantangan, dinamika maupun hambatannya. Dengan begitu kita semua menyadari dengan hati yang tulus suci terbuka selebarnya nilai empati dan simpati terhadap bangsa yang besar ini. Kita jadikan rumah bersama untuk membangun sesuai nilai luhur dan budaya bangsa kita, agar semua dapat kita lestarikan sebagai bentuk representasi untuk senantiasa memperkokoh persatuan dan menjauhkan serat meninggalkan bahkan menenggelamkan perpecahan diantara seluruh komponen dan lapisan masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...