Minggu, 06 Mei 2018

Para Pemuda Pecinta Masjid


Oleh : Al Azzad 

Fenomena saat ini begitu miris bagi kehidupan muda mudi yabg sedang memasuki masa transisi dan penemuan jati dirinya. Banyaknya serangan hebat dari berbagai aspek baik melalui budaya impor seperti mindset, life style,  trend, pergaulan, komunitas, dan performance. Proses filterisasi secara intensif sulit dibendung dan dilakukan bagi para pemuda pemudi ini tentunya, apalagi terlahir sebagai generasi akhir zaman yang kompleksitas kehidupannya semakin meningkat pula. Kecenderungan melakukan jalan pintas dan instan adalah tren mereka untuk melakukan sesuatu yang terkadang hanya sebatas mendapatkan predikat paling hebat, paling jago, paling gaul, paling kekinian dan paling superior layaknya karakter hero yang sangat abstrak dan imajinatif. 

Namun hal itu tidak pula menjadi ancaman bagi sebuah kehidupan yang masih memiliki harapan untuk menemukan generasi emas dan cerdas dalam tegaknya tauhid dengan teguhnya akidah di dalam iman mereka. Itulah para pemuda pecinta masjid yang kehadiran mereka pun beraneka ragam tentunya. Sebagian mereka adalah pemuda hijrah yang baru masuk Islam, sebagian lagi pemuda hijrah yang baru mengenal Islam, sebagiannya lagi pemuda hijrah yang kembali pada ajaran Islam dan sebagian besarnya lagi adalah pemuda hijrah dari masa jahiliyyah nya mereka ketika dulu Islam hanya sebatas labelitas hidupnya semata. Apapun itu, para pemuda pecinta masjid inilah yang kembali membangun kejayaan dan peradaban Islam secara kaffah dan benar dengan meninggalkan sisi buruknya. 

Jati diri sebagai pemuda dan pemudi Islam yanh cinta akan masjid adalah bentuk pengabdian pemuda yang sadar akan Tuhannya yang Maha Esa penuh Agung kebesaran Nya. Mereka menghibahkan dirinya semata hanya untuk Allah yang dimulai dan diawali dari masjid ke masjid, karena tujuan mereka ada mencari keridhoan Allah semata. Mereka tak lagi goyah dengan framing masyarakat, tidak lagi mudah baper dengan urusan dunia, tidak lagi lemah hanya karena kesusahan hidup. Tapi mereka senantiasa tegar dengan semangat jihad kembali menuju masjid untuk beribadah dan menimba ilmu.

Para pemuda pecinta masjid bukan hanya sekedar simbol gaya-gayaan bersifat religiusitas semata atau hanya penilaian agama secara eksternal. Melainkan mereka adalah sebagian dari kekuatan Islam yang mengamalkan ajaran Islam secara hakikat dan secara detail. Memahami perbedaan yang sangat bervariasi dan beragam serta mampu memilih perbedaan tersebut dengan nilai persatuan dan persahabatan. 

Kembalinya mereka menuju masjid adalah bukan untuk membanggakan diri dengan pilihannya semata. Akan tetapi mengkaji dan membahas kekurangan serta kelemahan ummat yang masih belum tersentuh. Tidak meruncingkan sesuatu yang berbeda dan tidak pula menjadi pemuda yang suka membentur-benturkan perbedaan yang tidak esensial. 

Harapan dan impian bagi para pemuda pecinta masjid adalah menjadi pejuang yang siddiq, amanah, fathonah dan tabligh. Sehingga bisa mengisi kekosongan dan kekritisan tempat untuk memimpin apapun baik dari level mikro sampai makro. Dengan demikian mereka persembahkan untuk kesejahteraan dan keadilan seluruh ummat manusia tanpa terkecuali dengan nilai ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Sehingga para pemuda pecinta masjid inilah tentunya akan lahir peradaban yang terus menggerakkan dan memberikan kebahagiaan dengan konsep humanitarian dan kosmopolitan. Berbahagialah wahai para pemuda, dan teruslah kembali kepada masjid untuk memakmurkannya dan menggaungkannya kembali dalam kemenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...