Kamis, 10 Mei 2018

Menjadi Bagian Ashabul Jannah



Oleh : Al Azzad 

Hidup di akhir zaman membuat manusia jauh dari Tuhan. Ini karena perkara dalam agama baik ajaran maupun sampai pada aturan tidak lagi dianggap relevan dan tidak logis bahkan tidak trendy mengikuti zaman. Pola pikir mulai berubah drastis yang disebabkan kehidupan sangat materialistis, sehingga semuanya sangat berorientasi pada uang dan harta serta materi. Ini yang mengantarkan manusia terjebak dalam paham materialisme karena kecintaan terhadap dunia begitu mendalam yang berakibat sangat konsumtif dan liberatif. 

Upaya manusia pada akhirnya lebih banyak mendekati sesuatu yang dilarang, sebab yang dilarang sangat menguntungkan dan menghasilkan lebih banyak serta bisa melakukan apa saja yang sangat transaksional. Dari yang berbau makruh sampai haram atau dari yang riba sampai syubhat semua adalah pondasi utama hidup yang sangat dekat dengan hedonisme. Manusia inilah yang lidah dan lisannya paling lantang bicara agama dengan dalih menjual ayat, perkumpulan manusia sok alim dan suci, surga bukan cuma milik satu kelompok, nabi aja lemah lembut, taubat bisa kapan saja, menikmati masa kebebasan dan sebagainya. 

Tapi tidak bagi yang berharap menjadi bagian ashabul jannah. Hari-harinya akan selalu diisi dengan kebaikan dan ketakwaan, meski dulunya ia pernah khilaf di masa jahiliyyahnya. Kini menjadi perindu surga, tak peduli seberapa buruk masa lalunya dan seberap hina, semuanya telah ditinggalkan serta tak akan lagi diulangi dengan kesalahan yang sama. Tidak pula menjadikan dirinya paling baik dan sempurna, melainkan selalu berusaha terus mengajak orang di sekelilingnya khususnya yang ia cintai agar bersama menuju surga. Sebab ia tahu jalan neraka itu nikmat dan mudah tapi akan banyak penyesalan serta masalah maupun kehancuran hidup. 

Menjadi bagian para penghuni surga tentunya berkumpul dengan orang soleh dan solehah, memperdalam ilmu khususnya ilmu keagamaan agar semakin dekat dan mampu mengamalkan kebaikan atas dasar pengetahuan. Sebab semakin banyak dan dalam ilmu yang terus dipelajari dari berbagai cara, maka semakin meningkat keimanan dan ketakwaan dan semakin meningkat pula ujian dan cobaan. Belajar dari guru atau ustadz yang membimbing, mengikuti kajian ilmu, membaca banyak buku, mendalami kitab, menyimak ceramah dan sebagainya. 

Memilih jalan ketaatan itu tidak mudah, terasa berat dan seakan meninggalkan segala sesuatu pekerjaan dan urusan yang mengasyikkan. Karena kehidupan dunia selalu menggoda dan menghibur yang sering kali membuat manusia jadi lalai akan hakikat hidup. Belum lagi cemoohan atau sindirian dari berbaga kalangan yang terus nyinyir tiada habisnya, mulai tuduhan sok alim sampai surga milik sendiri semua ada dan rasanya penuh warna warni kehidupan. 

Ashabul jannah yang artinya para penghuni surga maupun sahabat surga penting untuk ditemukan agar secara bersama bisa bahagia kelak dan bertemu kembali. Karena menggapai surga tidak hanya menunggu bagaikan giliran antrian atau hanya dengan sebuah sogokkan atau suap pada malaikat dan Tuhan. Melainkan semua harus diupayakan, ditempuh, dijalani, dipelajari, diamalkan, dilaksanakan, diteguhkan, ditingkatkan, diikhlasakan dan dirasakan. Tidak ada yang instab dan cepat, semua butuh porses baik dari masa pra hijrah, proses hijrah, pasca hijrah dan menuju hakikat hijrah. Yang jelas jalan menuju surga itu tampak pasti dan benar adanya tidak ada rekayasa serta kebohongan, sehingga tak ada lagi keraguan di dalamnya. Sejauh mungkin dan sebisa mungkin jauh dari Ashabun Nar yakini para penghuni neraka atau sahabat neraka. Itu pun tampak jelas dan begitu menyedihkan. Menjadi sahabat surga tanpa meninggalkan dunia dan tanpa harus terlena dengan kehidupan dunia, sebab di sinilah ladang amal untuk di akhirat kelak serta dapat membantu dan membawa semua orang yabg tercinta tentunya tanpa mengabaikan dunia dan tetap mencapai akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...