Oleh : Al Azzad
Banyak manusia yang mencari kebenaran dalam hidupnya, terkadang menjadi lupa hakikat dalam berkehidupan. Rasa bangga dan berlebihan menjadi fitrah manusia dalam memilih jalan kebenaran menuju pembenaran dari semua manusia. Sehingga menjadikannya sebagai manusia yang terlahir karena ambisiusitas yang tinggi demi mencapai puncak kehidupan.
Kebebasan hidup setiap manusia pun pada akhirnya punya interpretasi tersendiri. Dengan demikian membuat manusia lupa akan hakikat kehidupan dengan konsep Tuhan yang telah ditawarkan, sebab ia berusaha mencari dan membuat sendiri dengan konsep otoritatif pada nilai hidupnya yang menjadi prinsip kehidupan. Manusia pun terkadang selalu mudah terjebak dalam ketidakpastian yang membuat mereka hilang harapan. Padahal bila saja berusaha lebih keras dan berpikir lebih cerdas serta berkeyakinan dengan spritualitas, maka konsep hakikat kehidupan akan mudah dipahami dan ditemukan untuk dijalani.
Tahapan selanjutnya ialah manusia yang selalu dalam kondisi ketidakberdayaan hanya karena fenomena hidup yang dirasa tidak adil. Potensi manusia yang sangat besar yang diberikan pada dasarnya bisa menembus batas dalam ruang maslahat bagi kehidupan manusia di muka bumi. Bila semua manusia memiliki tingkat kesadaran yang tinggi yang ditanamkan dengan spritualitas hidup, dengan seketika kehidupan penuh dalam kebahagiaan.
Teruslah untuk melangkah menuju kehidupan yang hakiki, berdamai dengan masa lalu dan lingkungan sekitar. Bangunlah hal yang bermanfaat dan bermaslahat dalam menyusun kehidupan di masa depan secara optimistik dan futuristik. Karena hidup tidak kembali pada masa lalu, namun belajar dan mengambil hikmah darinya. Karena hidup dijalani saat ini maka jalani dengan ikhlas serta dengan berbagai usaha yang baik maupun terus menyelesaikan segala urusan secara teratur dan sistematik. Karena hidup selalu untuk menata dan membangun masa depan, maka rencanakanlah serta usahakanlah dari setiap kekuatan yang dimiliki untuk mencapainya.
Tidak ada ruginya bila hidup ini selalu berorientasi pada kehidupan yang hakiki, justru akan menyelamatkan dan membahagiakan. Karena hidup bukan sekedar hidup, tapi hidup untuk bekal hidup yang hakiki. Harapan akan selalu ada, tinggal menyusun dan menatanya dengan baik serta dilakukan dengan segala perbaikan demi kemajuan untuk mencapai kesempurnaan hidup hakiki yang itu pasti karena janji Tuhan itu selalu ada tanpa adanya rekayasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar