Oleh : Al Azzad
Kehidupan dunia yang fana' ini seolah tiada habisnya falam urusan materi dan harta maupun pekerjaan ataupun kekuasaan. Semuanya ingin meraihnya dengan berbagai cara apapun dari yang putih ke abu-abu sampai jalan hitam ada semuanya. Dunia begitu indah sehingga banyak memikat manusia untuk meraihnya serta menggenggamnya. Karena baginya kehidupan dunia adalah surga yang tak akan terlewati untuk kedua dan kesekian kalinya.
Hiruk pikuk dunia bahkan segala dinamika dan warna warninya memberikan banyak sejarah, cerita serta kenangan bagi yang menjalaninya. Ada yang menemukan kebenaran bahkan adapula yang jauh dari kebenaran. Mencari kebebasan hidup pun seolah tak ada habisnya, segala sesuatu ingin dicapai dan dirasakan. Ketika semuanya pun telah didapatkan dan dirasakan akhirnya kehilangan kendali dan tingkat kesadaran pun menghilang dengan sendirinya.
Manusia itu pada dasarnya akan dekat dengan Tuhan dalam puncak kesadaran ialah ketika musibah, cobaan, ujian, halangan, rintangan dan tantangan melanda. Sehingga ia kembali pada Tuhan dan memohan ampunan serta membuktikan wujud rasa syukurnya yang bahagia tiada tara. Akan tetapi kesadaran manusia akan hilang dan menjadi bebas serta sombong ketika dalam hidupnya yang dirasakan adalah hanya kemudahan, kemewahan, keinginan, kesemena-menaan dan kebebbasan tanpa batas serta aturan. Sehingga Tuhan pun akan menegur dengan segala cobaan alam maupun cobaan hidup yang dijalaninya.
Lantas bahaimana agar sampai menuju puncak kesadaran hidup yang sesungguhnya. Tentunya puncak kesadaran itu hadir dari berbagai faktor, kondisi, keadaan, situasi dan konteksnya masing-masing. Ada yang berawal dari kejahatan, kenakalan, kebebasan, kegelapan, kegalauan, kegelisahan, keputusasaan, kegagalan, kesedihan, ketidaktaatan, kehampaaan, ketertindasan, kesengsaraan dan kegundahan bahkan yang lainnya. Namun tak hanya itu bisa pula karena kebahagiaan, kesuksesan, kesenangan, ketenangan, kedamaian, keberlimpahan, kekayaan, kemewahan, kejayaan, kekuasaan, kekuatan dan nilai positif bahkan cendrung berlebih lainnya yang akhirnya menuju puncak kesadaran hidup.
Hal ini pun dapat dirasakan dimana saja, tentunya akan ditemukan pada seluruh alam semesta yang tercipta indah ini. Dari mulai gunung, laut, pantai, pemukiman, tempat wisata, tempat sejarah, sarana ibadah, goa, gedung, sekolah, kampus, lapangan dan lain sebagainya. Karena kesadaran setiap manusia akan datang tergantung bagaimana manusia itu berdamai dan kembali menerima keadaan hidupnya yang penuh kesadaran.
Sebelum kembali pada Tuhan yang entah kapan waktunya dan manusia tak akan pernah mengetahuinya. Maka bersegeralah untuk menjadikan hidup ini senantiasa melangkah menuju puncak kesadaran hiduo yang sesungguhnya secara totalitas dan penuh loyalitas. Agar jangan sampai menyesal di kemudian hari lalu tiada lagi waktu untuk kesempatan memperbaiki karena sudah terlambat yang tak lagi bisa ditoleransi. Alam begitu luas nan indah, maka jadilah sebagai puncak kesadaran bukan justru puncak kesesatan, puncak kezaliman, puncak kemudorotan, puncak kehancuran, dan puncak kegelapan. Sebab manusia akan bernilai tergantung sejaraj apa yang akan diukir dari setiap proses dan perjalanan hidup tentunya. Karena menuju puncak kesadaran hidup yang sesungguhnya adalah kembali mengenali Tuhan dan kembali bersama Tuhan atas segala perintah serta larangan Nya.
Sebelum terlambat dan tak akan pernah ada ruginya bila hidup ini selalu diisi dengan niali kesadaran hidup. Agar senantiasa dalam kebaikan, ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan. Karena yang dijalani hari ini akan mempengaruhi kehidupan kelak di akhir nanti. Sipakan bekal yang banyak layaknya ingin menuju puncak pemandangan gunung alam yang indah. Begitulah pandangan hidup kelak yang jauh lebih indah sehingga manusia dapat melihat hakikat hidup yang begitu indah nan bahgaianya. Teruslah berjuang menuju puncak kesadaran hidup dimana pun berada agar dapat kembali pada nilai hidup yang membawa kepada keselamatan dunia dan akhirat tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar