oleh : Al Azzad
Banyak manusia yang melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya, dan masing-masing sesuai dengan bidangnya dan keahliannya. Interaksi pun merupakan dasar dari hubungan sosial antara setiap individu satu dengan individu lainnya yang juga dibangun melalui komunikasi. Adanya interaksi dengan komunikasi, akan membangun sebuah sistem dalam aktivitas hidup yang nantinya akan dijaga dan dipelihara dengan etika sebagai bentuk sikap kepedulian dan sikap kebersamaan.
Etika merupakan penilaian terhadap perilaku baik dalam menjalani kehidupan berinteraksi dan berkomunikasi. Etika juga sebagai bentuk kerukunan, yaitu: kerukunan agama, kerukunan sosial, dan kerukunan budaya. Etika adalah tingkah laku manusia yang berdasarkan pada pikiran, perasaan, dan perilaku dalam memahami perbedaan secara sosial dan budaya sebagai bentuk nilai interaksi serta adanya timbal balik. Namun, etika terkadang tak lagi dapat diindahkan oleh manusia itu sendiri demi kepuasan, kehormatan, dan kepentingannya.Hal itu dikarenakan keangkuhan yang mendarah daging dari rasa memiliki segalanya.
Setiap aktivitas hidup manusia pun ada nilai-nilai estetikanya, hal ini merupakan bentuk seni dalam mewarnai kehidupan dengan pola kreatifitas yang miliki. Ketika etika dan estetika itu tak lagi diindahkan, maka akan merajalela virus-virus yang akan menghancurkan sistem dan rantai kehidupan. Semua aspek kehidupan pun perlu adanya etika yang mengatur dan perlu adanya estetika yang mengembangkan nilai, unsur, fungsi, dan prinsipnya.
Rasa kepedulian tehadap lingkunagn merupakan implementasi dari nilai etika dan estetika, sehingga mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan memahami kelebihan dan kekurangan yang ada baik secara umum mau pun secara spesifik.
Ketika etika itu melekat pada setiap jiwa seseorang, maka potensi untuk selalu berbuat baik, menolong tanpa pamrih, dan peduli tehadap sesama bukan lagi beban sosial yang harus ditanggung, melainkan itu semua adlaah “life of ethic” atau etika kehidupan. Etika kehidupan berbicara tentang segala aspek yang mengatur pada pola tingkah laku yang sesuai pada garisnya, jalurnya, dan peranannya. Itulah etika kehidupan yang akan memberikan cakrawala kehidupan bagi setiap manusia, menjauhkan sikap diskriminasi antar sesama manusia, menyatukan solidaritas yang tinggi demi kebersamaann, dan membangun tatanan kehidupan yang semakin membaik. Akan tetapi tidak hanya sampai disitu, sebab etika kehidupan justru akan mudah sirna dan hancur tanpa adnaya seni kehidupan atau yang disebut “life of art” atau seni kehidupan. Seni kehidupan yang baik dibentuk dari etika kehidupan yang baik pula, karena nilai dari etika kehidupan itu adalah seni kehidupan.
Jika saja seni kehidupan menjadi prioritas utama, maka tidak adanya sinkronisasi yang terjadi terhadap etika kehidupan, sehingga masyarakat buta akan kesenian yang digores luka tanpa adanya nilai etika kehidupan. Begitu juga dengan etika kehidupan apaila menjadi prioritas utama tanpa menyatukan seni kehidupan maka yang tejadi adalan penyusustan etika dan kehancuran etika kehidupan, karena sebaik-baiknya kehidupan adalah etika kehidupan yang ditanamkan, dan seindah-indahnya kehidupan adalah seni kehidupan yang dihasilkan.
Antara etika dan estetika menjadi satu alur dalam tatanan hidup manusia dan menjadikan kehidupan yang penuh warna membangun keharmonisan, kesejahteraan, keadilan, kebersamaan, kepedulian, kerukunan, kegotongroyongan, dan keseimbangan. Namun, hal itu akan sulit diimplementasikan ketika etika dan estetika itu tak lagi diindahkan oleh manusia dan yang terjadi adalah kehancuran, keserakahan, keegoisan, kekacauan, kerusakan, keacuhan, kemungkaran, dan keterpurukan.
Etika kehidupan dan seni kehidupan merupakan unsur dalam membangun interaksi melalui komunikasi efektif agar terwujudnya tatanan hidup bermasyarakat yang menjunjung tinggi kebaikan dan kebernaran sbagai bentuk implementasi dari etika kehidupan dan estetika kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar