Jumat, 08 Juni 2018

Untukmu Ayah Dan Ibuku


Oleh : Al Azzad 

Sebagai anak pastilah memiliki kesalahan terhadap orang tuanya, entah itu disengaja ataupun tidak disengaja kepada mereka. Seorang ayah yang sangat hebat dan tangguh untuk menafkahi keluarganya agar anaknya kelak bisa sukses dan bahagia. Seorang ibu dengan tulus dan ikhlas selalu mendidik dan membimbing anaknya agar senantiasa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan kuat. Kerjasama antara ayah dan ibu dalam membangun keluarga yang bahagia, keluarga penuh cinta dan kasih saying adalah impian semua orang tua dan anaknya. Ketika kita menjadi anak, banyak hal yang kita rasakan dan dapatkan pelukan hangat dari ayah dan ibu. Hanya saja terkadang sebagai anak selalu membuat ulah, sehingga terkadang orang tua sangat kerepotan dalam menghadapi anaknya.

Sebagai anak terkadang berpikir setelah mulai lebih matang disaat tumbuh semakin dewasa, ingin rasanya membalas jasa atau balas budi terhadap ayah dan ibunya meskipun sebenarnya itu adalah hal yang sangat mustahil. Sebab perjuangan dan pengorbanan orang tua itu tidak akan terbalas dan terbayarkan oleh apapun itu. Hanya dengan memberikan kebahagiaan yang terlihat sederhana saja pun mereka sudah bangga tanpa harus berorientasi pada materi. Memberi kabar, mengajak wisata, kumpul bersama, makan bersama dan hal-hal kecil lainnya itu sudah membuktikan bahwa kita sebagai anak bisa membahagiakan orang tua asalkan niatnya tulus. Karena orang tua senang jiakalau anaknya memberikan perhatian kepadanya layaknya ketika ia masih kecil dulu.

Untukmu wahai ayah dan ibuku adalah sebuah kata yang sangat singkat dan sederhana, namun terkadang sebagai anak masih sulit untuk dapat merealisasikannya. Terkadang kalimat itu justru lebih mendekati kepada hal yang sangat tidak menyenangkan hati ayah dan ibu. Lupa akan jasa orang tua adalah penyakit seorang anak yang tidak lagi mengingat sejarah hidupnya bersama ayah dan ibunya. Maka sudah sepantasnya dan sepatutnya kita harus bisa memberikan sesuatu hal, dan mulai berkata untukmu ayah dan ibuku. Jangan menunggu sukses atau mapan serta kaya raya, jangan menunggu disaat punya jabatan atau pangkat, jangan menunggu sampai waktu yang tepat, tapi segerakanlah itu karena usia dan maut siapa yang akan tahu. Tidak ada jaminan ayah ataupun ibu bahkan anak bisa hidup lebih lama ataukah lebih dulu meninggalkan orang-orang yang tercinta.

Untukmu ayah dan ibuku, lihatlah betapa aku sayangnya kepadamu hingga ku relakan apapun yang bisa ku berikan dan lakukan untukmu. Karena aky tahu sampai kapan jasamu akan terus abadi seperti rasa cinta dan kasih sayangmu. Maafkan bila dulu aku selalu menyakitimu, membencimu dan mendustakanmu. Semua itu karena kelemahanku dan kekkhilafanku yang terlalu naïf dan terkadang tidak bisa memahamimu ibu. masalahku, urusanku, pekerjaanku dan semua aktivitasku terkadang tak lagi sempat untuk menyapamu bahkan melihatmu. Tapi percayalah bahwa aku selalu menyayangimu ayah dan ibuku, semoga aku menjadi anak yang berbakti dan anak yang soleh lagi solehah. Karena aku ingin kita bersama dalam suka maupun duka dan selalu ada sampai kapan pun itu karena untukmu ayah dan ibuku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...