Oleh : Al Azzad
Manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan sebaik-baik bentuk dari makhluk lainnya. Namun manusia juga sangat lemah bila tidak diberikan pertolongan oleh Sang Khaliq sebagai penciptanya. Manusia pun sering lupa akan hakikat penciptaan dirinya yang disebabkan karena kesibukan dunia dan keindahan dunia yang membuatnya lalai serta lupa. Manusia ketika diberi kelimpahan cendrung murka dan ketika diberi ujian lagi cobaan sangat cepat mengingatnya.
Manusia adalah seburuk-buruk tempat untuk bersandar dan berketergantungan. Sebab manusia tempatnya kecewa dan ketidakpuasan serta membuat luka lara yang tak berkesudahan. Karena sebaik-baik tempat bersandar ialah pada Sang Khaliq yakni Sang Maha Pencipta. Manusia dengab segala perencanannya ketika berhasil dan sukses akan sombong lagi tinggi hati meksi selalu beragumentasi maupun beretorika sebagai manusia baik lagi penolong tapi makna betolak belakang.
Seandainya saja banyak manusia yang sadar dan menyadari betapa kecilnya ia dan betapa lemahnya ia, maka ia tak akan merasa segala-galanya tanpa batasan. Banyak manusia melihat realitas secara nyata dan empiris yang dapat diterima logika dan akal sehat yang diterima serta menjadi kekuatan dasar hidup maupun dasar pemikiran. Padahal masih banyak diluar batas kemampuan manusia yang belum dimiliki dan dikuasai karena luasanya kehidupan semesta ini. Kemampuan irasional tak semua manusia dapat menerima dan menjangkaunya, karena itu butuh konsentrasi dan konsistensi hidup.
Ada hal-hal lain yang tak bisa digambarkan dan tuliskan satu per satu tentang keajaiban dan kehendak Sang Khaliq, sehigga diluar batas kemampuan manusia yang dhaif, yang khilaf, yang naif dan yang mesti insyaf di setiap keadaanya. Hanya dengan meyakini, mengimani, mempercayai, dapat merelasikan kemampuan serta komunikasi terhadap Kuasa Tuhan terhadap segala kehendan dan kejadiannya. Karena disitulah yang rasional dan irasional selalu menjadi relasi hidup yang meski diluar batas kemampuan manusia, namun menjadi penyatuan kehidupan manusia.
Maka sadarilah sebagai manusia yang tak berdaya namun ingin memiliki kebebasan tanpa batas dan selalu diluar batas. Sebagai manusia tetap memiliki keterbatasan dan batasan hidup agar dapat menyeimbangi kehidupan. Segala sesuatu diluar batas kemampuan manusia bukan berarti menjadi hujjah dan alasan untuk tidak beramal lagi menjadi malas atau pasrah begitu saja, melainkan usaha dan upaya selalu jalan dengan segala kemampuan yang ada agar terus meningkat pula. Tidak ada alasan bagi manusia yang diciptakan untuk mengeluh atas apa yang ada di luar batas kemampuanya, melainkan tetap berusaha keras dengan segala doa yang dijalani setiap kehidupan. Sehingga dapat membangub relasi pada Sang Kahliq untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan baru agar semakin dekat dan mampu menjalani hidup karena berkah dan keridhoan tentunya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar