Oleh : Al Azzad
Orang tua adalah aktor utama dalam mendidik anak agar bertumbuh hingga dewasa dengan pendidikan ataupun dengan pembelajaran. Orang tua juga merupakan sekolah pertama dari seorang anak untuk bisa belajar dari segi karakter dan kebiasaan hidup dalam sehari-hari. Segala gerak dan gerik kita pasti akan selalu diperhatikan dan ditirukan oleh buah hati kita. Maka sangat penting pula melihat latar belakang orang tua yang dulunya juga pernah menjadi dan merasakan sebagai seorang anak yang akan tumbuh dan dewasa. Keseharian kita saat di kala masa kanak-kanak atau masih kecil kita juga melihat perilaku orang tua dan juga belajar dari lingkungan sekitarnya. Kehidupan yang kita jalani dari kecil sampai dewasa adalah sejarah hidup yang telah kita lalui untuk menciptakan suasana dan keadaan yang begitu indah. Namun tantangannya saat ini adalah ketika seorang anak sudah memasuki dunia dan zaman yang sangat serta begitu jauh dari masa kehidupan orang tuanya. Sehingga orang tua kesulitan dalam mengawasi dan mengontrol aktivitas dan perilaku anaknya. Anak zaman sekarang ini atau yang disebut dengan anak kekinian pola pikir dan pola belajarnya berbeda jauh pada anak yang dulu atau generasi terdahulu. Maka konsep dari “SMART PARENTING” adalah pola mendidik anak yang diterapkan oleh orang tua dengan memahami segala proses pembelajaran yang disesuaikan dengan suasan maupun keadaan yang lebih dinamis, sehingga orang tua dituntut harus cerdas dan berkarakter dalam mendidik anak yang semakin hari semakin mudah berdaptasi untuk membentuk karakternya dengan segala akses yang mereka rasakan. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anaknya yakni : 1) Care yaitu sikap peduli seorang ayah dan ibu terhdap anaknya meskipiun kesibukan atau aktivitas lainnya sehingga kurangnya perhatian terhadap anaknya sendiri. 2) Protect yaitu sikap melindungi anaknya dari bahaya apapun atau dari kondisi apapun baik itu dalam perilaku anak yang bersalah sekalipun harus mampu melindunginya agar tidak merasa dicampakkan, dibuang, disakiti sebagi anaknya sendiri. 3) Respons yaitu orang tua harus cepat dan sigap merespons apapun yang ditanyakan maupun yang dibicarakan anak kepada kita, meskipun kita masih belum mengerti atau tidak tahu. Sebab, dengan kita merespon apa yang menjadi keluh kesah mereka atau curahan hati mereka harus direspon dengan baik. 4) Advice yaitu menasehati dengan baik dalam artian menasehatinya dengan bentuk semangat serta membangun kemabali gelora anak dalam beraktivitas agar selalu kreatif, inovatif, pro aktif, progresif dan kontributif. Nasehat yang terbaik adalah nasehat yang santun dan tidak memvonis apalagi nasehat yang tidak diberikan contoh, sebab nasehat adalah kondisi dan keadaan anak yang paling sulit diterima ketika berkomunikasi kepada orang tua yang dikarenakan dengan nasehat seorang anak tersebut selalu terlihat salah dan tidak pernah benar. Sehingga kondisi anak bisa menjadi down, patah semangat dan tidak menghargai orang tuanya sendiri. 5) Lovely yaitu sikap cinta, kasih dan saying orang tua terhadap memang harus selalu terlihat dan diwujudkan, agar anak merasa nyaman, aman, dan tenang berada dengan orang tuanya sendiri. Hanya saja jangan sampai hal ini begitu berlebihan apalagi sampai membuat anak terlalu nyaman sehingga menjadi pribadi yang manja, cengneng, pecundang, arogan, egois dan bahkan menjadi nakal yang brandal atau nakal yang sudah terlalu berlebihan kelewat batas.
Maka sebagai orang tua juga harus cerdas dalam menyikapi anaknya untuk mendidik agar menjadi anak yang membanggakan dengan prestasinya, produktivitasnya, profesionalitasnya, kemampuannya, dan potensinya. Sudah seharusnya orang tua juga memperhatikan dirinya untuk menghadapi anaknya kelak dengan modal belajar serta wawasan maupun ilmu pengetahuan dalam menghadapi anaknya di masa depan yang sudah jauh berbeda zamannya dan tantangannya disaat orang tua dulu pernah menjadi anak dan merasakan ketika masih kecil. Hal ini bisa dilakukan dengan metode yang cukup sederhana yakni dengan permainan kecil terhadap anak, sesekali orang tua harus mengenalkan masa bahagianya di saat kecil saat bermain ataupun menghabiskan waktu kecilnya dengan bermain, bernyanyi, bercanda dan tawa kepada ankanya agar si anak bisa belajar juga bagaimana ayah dan ibunya bermain. Secara edukatif anak akan terdorong dan menumbuhkan rasa penasaran serta emosionalnya terhadap orang tuanya yang mungkin tidak pernah dirasakannya saat bermain bersama teman-temannya seusia dengannya dan satu zaman perkembangan. Itulah kenapa orang tua yang menerapkan smart parenting akan menjadi ayah dan ibu yang kharismatik, demokratis, solutif, konstruktif dan partisipatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar