Oleh: Al Azzad
Salah satu rukun Islam yang merupakan praktik ibadah yang dapat digunakan sebagai bentuk kesempurnaanya dalam Islam yang berikhtiar untuk meningkatkan kualitas iman dan takwanya. Setiap manusia pasti memiliki keinginan dan harapan akan ibadah haji dan umrah ke tanah suci. Besarnya hasrat untuk meningkatkan kualitas ibadah dengan niat ingin pergi ke baitullah adalah merupakan jihad dan jalan dakwah terhadap sesuatu yang ingin dicapai dalam perjalanan yang cukup jauh dan panjang. Bersyukur bagi yang telah menemukan rukun islam yang lima yang telah tergerak dan terpanggilkan ke baitullah, atau yang sudah berkali-kali kali pelaksanaan ibadah haji tersebut.
Keinginan memperoleh predikat sebagai Haji Mabrur artinya menjadi haji yang sempurna, soleh, berkah, diterima, penuh anugerah, semakin berkualitas iman dan takwa, menjadi orang yang sangat ikhlas, memiliki kepedulian yang besar dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Haji abadi bentuk wisata hasrat dalam konteks keingina dan kebutuhan semata, dan haji adalah wisata hati atau wisata spritualitas yang semakin mendalam dan menjiwai makna semangat religuisitas dan ritualitasnya. Memenuhi hal-hal yang sangat wajar untuk mabrur setelah dilakukan haji dan umrah bagi yang sudah memiliki kesempatan untuk menunuaikannya.
Namun, istilah mabrur sebelum ke baitullah adalah salah satu proses yang luar biasa bentuk amal perbuatan yang dijalankan dengan baik meskipun sebelum menunaikannya. Mabrur sebelum ke baitullah merupakan kondisi persiapan yang akan menjadi bekal perjalanan ke Rumah Allah, sehingga perlu syarat untuk melakukan itu. Persiapan bukan hanya untuk administratifnya ada lebih banyak lagi untuk lebih dari satu tujuan bahkan untuk memperbaiki atau memulihkan diri yang begiti israf dan berlebihan. Karena akan muncul pula ujub, riya, bangga, israf, takabbur dan gila, ketika telah selesai melaksanakan ibadah haji dan umrah tersebut. Hal yang seperti inilah yang harus dihindari dan diturunkan agar mendapat gelar mabrur pula sebelum ke baitullah.
Kategori mabrur pada hakikatnya ada beberapa tahapan yaitu, mabrur pra haji, mabrur proses haji, dan mabrur pasca haji. Bagi orang yang sudah memantapkan dirinya dengan berujud untuk melaksanakan haji dan umrah, maka sudah mulai terjadi hal-hal yang dimulai dari mabrur pra haji yang mempersiapkan dan melatih mental serta fisik yang berhubungan dengan ritualitas ibadah dan bentuk ritualitas sosial yang seimbang. Kemudian mabrur dalam proses haji yaitu dalam melaksanakan haji yang sedang berlangsung tidak menjadikan dirinya sebagai overprayer atau pribadi yang ego dalam melaksanakan ibadah haji tak peduli, saling sikut, saling senggol dan sebagainya yang merupakan kasus yang sering terjadi di mekkah dan Madinah. Dan terakhir adalah mabrur pasca haji yang merupakan gelar yang akan terus melekat pada diri seseorang yang telah usai dan pernah mengalaminya. Maka tantangan terbesarnya adalah menjaga gelarnya sebagai manusia yang taat dan sebenarnya mabrur dalam ibadah haji dan umrahnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar