Kamis, 14 Juni 2018

Wanita Yang Dirindukan Surga


Oleh : Al Azzad 

Manusia diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Hal tersebut adalah untuk saling ta’aruf dan bisa mengikuti sunnah Rasul yakni menikah sebagai pasangan yang halal sesuai dengan syariat Islam tentunya. Dalam hal ini lebih membahas terhdapa posisi dan kehadiran wanita sebagai makhluk yang sangat rentan dan cendrung lebih menggunakan perasaan sebagai kekuatan dalam menyikapi segala persoalan. Perasaan ini lebih didominasi oleh hati sebagai bentuk intuitif dalam memutuskan perkara ataupun pilihan yang berkaitan dengan fenomena kehidupan yang dijalani serta dihadapi. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa wanita adalah jumlah terbanyak dalam neraka, namun wanita juga memiliki kemudahan utama dalam memasuki surga sebagai tempat kehidupan yang hakiki. Islam memandang wanita itu bukan sebagai makhluk rendahan, melainkan memuliakan para wanita yang menjadi insan pembawa rahmat dalam bentuk regenerasi terhadap perkembangan manusia.

Banyak sejarah yang bisa dilihat dari perjuangan Khadijah, Hindun, Aisyah, Fatimah, Rabiatul Adawiyyah dan sebagainya. Para wanita yang begitu istiqomah, sabar, dan ikhlas dalam menjalani hidup serta menjadikan mereka sebagai calon penghuni surga kelak. Peran dan posisi wanita dalam Islam bukan sebatas pembantu dalama rumah tangga, sebab hal itu juga idealnya para lelaki pun harus melakukannya demi keharmonisan dalam berumah tangga. Melainkan wanita merupakan Ibu sebagai sekolah pertama bagi buah hatinya yang akan mengajarkan banyak hal baik itu ilmu horizontal maupun ilmu vertikal.

Wanita yang dirindukan surga adalah wanita yang taat pada imamnya dalam kebaikan, senantiasa meminta izin atau persetujuan dari imamnya ketika melakukan aktivitas di luar rumah. Tanggung jawab dalam tugasnya sebagai seorang wanita baik sekaligus menjadi seorang ibu, sebagai wanita karir atau bahwa seorang wanita yang memiliki posisi administratif dalam sebuah lembaga. Hak dan kewajiban seorang wanita dalam perspektif Islam jauh lebih kompleks tidak hanya sebatas dalam pembahasan gender ataupun emansipasi, melainkan secara totalitas dan komplesitas pun dibahas dalam kewanitaan atau kemuslimahan di dalam Islam.

Menjaga marwah atau harga dirinya sebagai seorang wanita muslimah, menjaga aib keluarganya, menjaga harta sebagai amanah dari imamnya, dan menjaga buah hatinya yang merupakan tanggung jawab dan tugasnya seorang wanita yang senantiasa dirindukan surga. Menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan, tarbiyah terhadap buah hati, dakwah terhadap lingkungan sekitar, serta berupaya pula dalam menegakkan agama Allah. Tidak ghibah atau menggunjing, tidak bermusuhan, apalagi bersifat israf atau berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...