Oleh : Al Azzad
Politik itu kotor adalah ungkapan umum yang sering didengar bahkan menjadi obrolan hangat di masyakarat sehingga sangat anti terhadap politik. Akhirnya banyak yang apatis dan meninggalkannnya dikarenakan politik kotor yang selalu ditampakkan. Padahal itu merupakan bagian dari propaganda politik oleh orang-orang yang berpolitik dengan cara yang kotor agar dapat menghegemoni kekuasaan dan menjadi panggung permanen bagi mereka orang-orang kotor berdasi yang masuk di instanti kenegaraan. Politik kotor itu benar adanya karena memang yang menjadi aktor dan berperan di dalamnya adalah orang-orang kotor yang melakukan akrobat intelektual demi mempertahankan aspek politik sebagai pemegang panggung politik. Sehingga tidak ada yang sanggup dan berani masuk dalam dunia politik kecuali bermental tinggi, siap diserang dan penuh rintangan maupun ancaman yang senyap tidak terlihat dihadapan publik.
Masih banyak masyarakat secara keseluruhan baik dari para intelektual, akademisi, pedagang, petani, seniman, budayawan dan sebagainya jauh dari keadaan politik ini. Apalagi bila mereka adalah orang-orang yang masih polos, jujur, berintegritas dan tidak terkontaminasi dengan kejahatan terselebung ataupun penyalahgunaan kekuasaan yang terbiasa. Menjadi apatis dikarenakan banyaknya ancaman sekaligus kesulitan yang dihadapi sehingga dapat menyerang nama baiknya, keluarganya sekaligus semua aktivitas kehidupannya. Hal itu terjadi dikarenakan kekuasaan itu memang dipegang oleh para penjahat intelektual yang menjadi pejabat dengan penuh arogansi kekuasaan. Hal tersebut dikarenakan memang bagian dari karir politik yang tidak mudah pula, penuh perjuangan, rintangan dan sebagainya sehingga sebagian mereka banyak memakan asem, manis pahit gejolak politik. Sehingga menjadi dendam terselubung atau bahkan pelampiasan puncak kekuasaan ketika nanti sukses dan berhasil di panggung politik kekuasaan hingga pada akhirnya selalu melakukan politik interventif dengan kebijakan-kebijakan kontroversial yang membuat gaduh, pecah belah sekaligus respon sentimen yang tinggi.
Itulah kenapa kekuasaan ditangan yang salah adalah bagian dari ancaman negara yang kelak menjadi banyak cacat, penyakit, kerusakan dan kehancuran sistem birokrasi secara nasional baik sektoral, elektoral dan teritorial. Akhirnya idelogi ingin berkuasa permanen akan muncul muali dari fasisme, otoriterisme, monarkisme dan sebagainya. Kontestasi menjadi sengit bila sebagaian kelompok hadir untuk mengimbangi atau bahkan melawan arus buruk di panggung politik karena munculnya kesadaran yang tinggi. Sebab dengan politik itulah semua sistem kehidupan, aturan hidup, persoalan itu diatur. Baik dari urusan mau sekolah, mau berobat, mau belanja, mau makan, mau nabung, mau mandi, mau bekerja, mau ibadah, mau berlibur, mau sejahtera dan sebagainya adalah didasari aspek politik yang mengatur segalanya. Jadi tidak adalagi alasan bahwa politik itu kotor, tapi masuklah di dalamnya dan benahi semuanya sehingga sapu bersih yang kotor agar menjadi bersih dan menyehatkan serta memberikan kenyamanan maupun keamanan yang berkemajuan. Jangan sampai sikap yang acuh pada dunia politik membuat anti politik namun cendrung lebih responsif dalam menilai, mengomentari, sekaligus menjastifikasi bahwa politik kotor, jahat, buruk, intimidasi, tidak adil dan lain sebagainya. Namun mari sama-sama membangun dan ikut masuk sekaligus berpartisipasi serta berkontribusi besar dalam dunia politik secara luas seusai kemampuan dan keahlian masing-masing.
Bila kekuasaan berada ditangan yang salah akan mengundang malapetaka di suatu negeri. Kegaduhan akan terus ada dan pertikain di tengah masyarakat pun terus mengalir. Maka sudah saatnya hadir dan masuk di setiap panggung kekuasaan yang strategis agar dalat memegang amanah kekuasaan dan membuat kebijakan yang progresif, inklusif, konstruktif dan kontributif. Sudah saatnya kekuasaan berada ditangan orang yang benar, jujur, amanah, adil, berketuhanan, menjunjung nilai kemanusiaan dan menghadirkan harmonisasi kehidupan secara luas. Dengan begitu apa yang dicita-citakan, impikan, wacanakan, imajinasikan, harapkan semua akan terwujud nyata karena kekuasaan berada ditangan yang benar yang berkuasa sesuai amanat sekaligus koridor yang dibangun bersama dari awal. Karena itulah pentingnya kekuasaan berada pada jalan kebeneran dan dipegang oleh aktor, pelaku, subjek yang dapat dipercaya oleh publik serta memberikan kemajuan secara kemandirian demi keadilan sekaligus kesejahteraan yang merata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar