Jumat, 03 Agustus 2018

Mengenali Aliran Jaringan Islam


Oleh : Al Azzad 

Arus globalisasi begitu deras dalam mempengaruhi kegiatan politik, ekonomi, agama dan sosial serta budaya di setiap levelnya. Sehingga, banyak yang harus menyesuaikan diri dengan cara mengintegrasikan prinsip dasar dan nilai dalam situasi tersebut. Agama dalam hal ini pun menjadi bagian yang sangat kontriversial sekaligus krusial. Hal tersebut terbukti karena semakin banyaknya jaringan dan sel yang pemikiran tentang Islam. Aliran jaringan Islam konteks kontemporer adalah representasi dari berbagai latar belakang baik dari keormasan, paham ideologi, dan kelompok militan. Agendanya ialah mengembangkan seluas mungkin khazanah pemikiran Islam di tengah arus globalisasi mendunia untuk andil dalam kontestasi global secara internasional. Argumentasi yanh dibangun ialah untuk dapat bersaing sekaligus menjadi partisan dunia di kalangan Islam yang mengikuti kuatnya arus barat dalam mempengaruhi kehidupan global baik dari aspek tadi yakni politik, ekonomi, agama, sosial dan budaya. Langkah dinamis ialah ikut serta dan mengambil peran serta posisi arus global dalam menginterpretasikan setiap problematika dan persoalan. Bila ide besar pembangunan global tersebut tidak dapat diartikulasikan, maka ancaman demi ancaman pun dapat dirasakan sehingga mengalami ketertinggalan dunia. Maka upaya membangun sebuah penafsiran baru melalui agenda yang dibawa dari pintu masuk penelitian dan pengembangan pemikiran Islam versi global. 

Meningkatnya pengaruh jaringan Islam adalah bagian dari keikutsertaan dalam menafsirkan dan menginterpretasikan ayat Al Qur'an dan Al Hadits secara tekstual maupun kontekstual yang dibedah dengan pisau metode keilmuan, studi dan sains global barat. Mulai mengesampingakan metode pendekatan normatif dalam membaca ayat Al Qur'an dan Al Hadits, bahkan meninggalkan pendekatan historis. Yang mulai dibangun dan dikembangkan adalah pendekatan kontemporer, pendekatan humanitarian, pendekatan kosmopolitan, dan pendekatan kemajukan. Dengan tujuan dapat menyimpulkan sebuah hasil temuan terbaru dalam konteks globalisasi sehingga menghapus upaya metode klasik dan konservatif. Dari segi sains keilmuan jaringan ini sangat unggul dan terkemuka sehingga tidak diragukan lagi progresifnya dalam ranah keilmian sains. Akan tetapi yang lebih kontroversial ialah dari segi pemikiran Islam dan studi agama Islam yang dibaca, ditafsirkan dan diinterpretasikan melalui paradigma, perspektif, dogma, sudut pandang global untuk menyimpulkan ayat secara intelektual terhadap kajian Islam global. Sehingga tak jarang selalu berhadapan dengan arus utama dan terjadinya resistensi penafsiran Islam di tengah kehidupan masyarakat dan umat Islam. 

Untuk mengenali aliran jaringan Islam ini pada dasarnya cukup sederhana dan mudah dalam kacamata sosial. Jaringan Islam ini melebelkan nama dibelakangnya yang bisa berafiliasi atau tergabung dari keormasan, paham ideologi dan kelompok bernuansa komunitas FGD. Sehingga sel jaringan Islam semakin banyak dan meluas, itulah kenapa jaringan ini berkembang pesat dari segi ilmu pengetahuan Islam dengan nama-nama yang depannya memakai kalimat Jaringan Islam dan dikuti tambahan belakang yang beragam sesuai dengan latar belakang serta identitas golongan tersebut. Gerakannya sangat produktif dan progresif, terlihat dari banyaknya buku-buku keislaman nuansa global di pasaran, seminar, kajian, forum, lintas studi, dan sebagainya. Pengaruhnya pun cukup besar, sebab posisinya sangat strategis dan elitis berada sebagai orang besar, orang penting yang selalu berada dalam struktural dan pucuk pimpinan. Kehadiran bagaikan Nabi pembawa Risalah baru dalam interpretasi ayat Al Qur'an dan Al Hadits. 
Pembahasannya sangat beragam dari hal yang besar sampai yang kecil seperti radikalisme, terorisme, sekularisme, pluralisme, liberalisme, kapitalisme, anarkisme, komunisme, islamisme, humanisme, dan sebagainya. Pengaruh doktrinnya cukup kuat dalam mempengaruhi pemikiran masyarakat dan umat, sehingga menjadi rujukan dan referensi kekinian untuk memahami Islam global.

Posisi-posisi jaringan Islam ini bila dilihat dari jalurnya yakni pertengahan-kanan ekstrim atau tengah kekanan-kananan atau pertengahan-kirim ekstrim atau tengah kekiri-kirian. Agak sulit membacanya namun jelas dan terang kontibusinya dalam mengendalikan pemahaman dan pemikiran masyarakat khususnya umat muslim. Yang menajdi problem ialah ketika aliran jaringan Islam ini memainkan perannya maka semua nuansa akan bergerak, bahkan terjadilah resistensi dan konfrontasi pemikiran antar sesama jaringan Islam. Sehingga memberikan kegaduhan dalam konteks pemahaman kegamaan yang baku. Hal tersebut karena besarnya pengaruh kuat intelektualitas dan membentuk rasionalitas-logis untuk membaca konteks yang ada. Inti dan ujungnya ialah bergerak pada nilai Islam global yang mengarah pada pluralisasi, humanisasi, dinamisasi, globalisasi, dan sekularisasi. Kelemahannya terletak pada inkonsistensi antara logika atau akal dengan moral atau akhlak dan intuitif atau hati. Kebebasan interpretasi menjadi hak mutlak sehingag multi tafsir adalah sebuah tujuan dalam memahami Islam secara global. 

Hal itulah kenapa banyak jaringan Islam ini pada akhirnya memunculkan banyak istilah-istilah keislaman yang dibentuk melalui studi baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis dari segi filsafatnya. Arogansi keilmuan menjadi kekuatan Individu secara privat dan terbuka bebas ruang dan panggung dalam memaparkan sekaligus mempresenrasikan hasil Pemahaman dan pemikirannya. Tidak akan pernah ada upaya penyaringan dan filterisasi, sebab hanya berkutik di lingkaran jaringan Islam tersebut. Bila pun dibedah dan disanggah hanya sebatas tanggapan revisi yang akhirnya memberikan hasil pada pengakuan hasil temuan yang ada. Itulah pentingnya mengenali aliran jaringan islam, agar tidak terjebak dalam dinamika serta lingkar pemahamannya yang mempengaruhi secara soft doktrin untuk mendapatkan pengakuan, penghormatan dan perestasi setiap paparan yang dituangkan. Sebab aliran ini dapat berkeja pada siapa saja meskipun tak sejalan dan tak seirama karena memang sangat jenius, cerdas dan termasuk dari golongan cendikia serta kaum intelektual namun yang masuk jurang penyesatan pada umat. Karena posisinya sama saja bagikan nabi pembawa risalah sebagai sebutan ekstrim, meskipun dari golongan agamawan yang religius dan agamis. Bila tejadi kebingungan di kalangan umat terhadap istilah Islam saat ini, maka sudah dipastikan aliran jaringan Islam itulah yang memainkan perannya san bertanggung jawab pula mengatasinya bagiakan ilmuwan yang menciptakan virus dan sekaligus menciptakan penawar virusnya karena kendali ada pada yang memiliki istilah pemahaman hasil penafsiran dan interpretasi personal tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...