Rabu, 08 Agustus 2018

Menyikapi Perbedaan Pilihan Politik


Oleh : Al Azzad 

Pesta demokrasi adalah kultur politik dalam memilih pemimpin publik untuk menata, membangun, mengembangkan dan memajukan negeri ini dengan segala persoalan maupun problemnya. Politik dilakukan dengan mekanisme organisasi melalui kendaraan partai politik sebagai wadah untuk menyiapkan kader, calon pemimpin dan segala sesuatu yang berususan dengan segala administrasi politik sebagai bentuk persyaratan bakal calon yang akan diikuti. Pemilihan kepala daerah atau pilkada dari level kota, daerah maupun provinsi, pemilihan legislatif dari level kota, daerah maupun provinsi atau pileg dan pemilihan presiden serta wakil presiden atau pilpres merupakan serangkaian pesta demokrasi politik Indonesia yang telah mengalami dinamika dari waktu ke waktu dan masa ke masa. Berbagai partai politik lahir pun sesuai dengan konteksnya masing-masing yang memiliki ideologi partai serta tujuannya dalam merebut kekuasaan secara konstitusional. Kultur roda berputar pun bagian dari perjalanan partai politik karena tidak selamanya berkuasa dan tidak selamanya berada di puncak serta pucuk kekuasaan akan ada masanya selalu bergantian. 

Manuver politik adalah bagian dari cara para politisi partai dalam memainkan peran terhadap isu-isu yang ada untuk saling merespons antar komunikasi para politis partai melalui propaganda maupun melalui framing yang bisa saja diawali oleh media, masyarakat, tokoh nasional, akademisi, dan politikus itu sendiri. Artinya manuver politik akan sering dilakukan ketika mulai masa panen demokrasi yakni masa-masa pesta baik pilkada, pileg dan pilpres tersebut. Dari sinilah akan muncul banyak penafsiran dan penilaian masyarakat bawah atau masyarakat akar rumput yang diantara mereka bisa terjadi kegaduhan sosial, konflik sosial, sentimen sosial, ujaran kebencian dan sebagainya. Apalagi ditambah dengan maraknya berita hoax, akun buzzer, media yang berpihak, framing ekstrim dan segala hal macam yang nampaknya halal di pesta demokrasi. Sehingga semua bisa jadi bahan untuk mendapatkan keuntungan serta kepentingan dari pihak-pihak yang menginginkan suatu kondisi dan keadaan yang memang memanas maupun tegang terhadap sistuasi politik yang ada. Karena semua akan merasa benar dengan pilihan masing-masing dan melakukan klaim pembenaran dengan segala cara untuk dapat meyakinkan banyak pihak sebab disitulah letak suara Tuhan akan bicara yakni suara demokrasi yang dihitung berdasarkan banyaknya pemilih serta dukungan. 

Menyikapi perbedaan pilihan politik adalah dengan cara kebijaksanaan memilih, kedewasaan memilah, dan kemampuan memutuskan atas pilihan-pilihan masing-masing orang terhadap apapun partai politiknya, calon pemimpinnya dan kader yang dirawarkannya. Dengan begitu semua atas dasar tanggung jawab yang tidak hanya bisa memilih tapi tidak bijak atau hanya memilih karena keterpaksaan atau tekanan bahkan intervensi maupun politik uang atau apapun motifnya. Sebab yang namanya demokrasi itu banyak pilihan dan beraneka ragam, sehingga semua harus mampu menyikapi perbedaan pilihan politik dengan penuh sikap arif dan bijaksana. Silahkan memilih dengan pilihan nya masing-masing dan pastikan yang dipilih berdasarkan pengetahuan dengan mengetahui siapa orangnya, latar belakangnya, kontribusinya, siapa pendukungnya bila perlu sangat detail muti informasi atas pilihan sendiri agar dapar bertanggung jawab atas pilihan-pilihan sendiri. Karena pilihan itu bagian dari tanggung jawab atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, disebabkan pemimpin itulah yang akan membawa amanah bangsa, mengawal konstitusi, meneggakkan keadilan, kepastian hukum, kesejahteraan rakyat dan keharmonisan bangsa. Pilihan boleh berbeda akal sehat, hati nurani dan kesadaran kemanusiaan tetap terjaga dengan baik sehingga selalu menjunjung tinggi kebersamaan dalam bingkai kebhinekaan. Jangan sampai berbeda meruncingkan konflik antar anak bangsa karena berbeda maka Indonesia ada dan merseka. 

Hanya saja sebagian besar masyarakat Indonesia belum mampu menyikapinya terhadap perbedaan pilihan Politik. Hal ini tidak serta merta masyarakat bawah atau masyarakat yang belum luas wawasan saja akar permasalahannya, namun hal ini juga bagian dari para politikus, elit politik, pemimpin politik bahkan pejabat publik sendiri yang tidak memberikan keteladanan dan keadaban dalam menyikapinya. Rasa keadilan sekaan hanya mimpi dan imajinasi ketika berkuasa berkata akan segalanya dan ketika yang tidak berkuasa sengsara selamanya begitu seterusnya sampai roda terus berputar bergantian. Menandakan bahwa sistem dmeokrasi masih banyak yang harus dibenahi demi kemajuan dan keberlangsungan sistem politik demokrasi Indonesia. Terlihat budaya koruptif yang menghasilkan banyak koruptor, mental maling berpenampilan pejabat publik berjas, berdasi, berjakert atau apapun bentuk tampilan kostum maupun wajah yang diperlihatkan kepada publik. Lain di publik lain pula di belakang, seolah ketika memasuki panggung politik semua akan memakai jubah masing-masing yang hanya mengelabu publik sehingga hanya banyak menawarkan kemasan, casing, tampilan, citra dan image semata tapi tidak sampai pada esensi, substansi dan output maupun outcome. Ini yang menjadikan kesalahan dalam menyikapi pilihan yang berbeda menjadi tidak bijak dan rasional. 

Sebagai warga negara Indonesia yang beradab, beragama dan beretika maka setiap pilihan politik yang berbeda adalah bagian dari keberagaman bangsa. Maka tidak perlu untuk melakukan hal-hal yang negatif apapun itu bentuknya dan wujudnya karena itu akan merusak sekaligus mencederai demokrasi Indonesia yang berketuhanan yang tidak mutlak seperti demokrasi lainnya yang menganut kebebasan tanpa batas mengubur serta mengseampingkan niali dasar ketuhanan. Hal itulah yang membedakan bangsa Indonesia ini unik dari bangsa lainnya akan tetapi masih lemah dalam pandangan perbedaan pilihan politik. Apalagi yang berkaitan dengan politik praktis tidak ada habisnya untuk dibicarakan dan dibahas di ruang publik karena menjadi konsumsi publik sehari-hari yang hangat dibicarakan dimana saja dan kapan saja. Maka rawatlah akal sehat, jagalah solidaritas, dan selamatlanlah kebangsaan ini dari segala hal yang mengancam, menghancurkan dan menjajah. Jangan sampai kehilangan fokus untuk melihat segala ancaman besar dari luar akibat meruncingkan perbedaan pilihan politik. Karena semua kembali kepada sikap arif dan bijaksana serta keteladanan untuk menyambut hari-hari demokrasi politik dengan penuh rasionaltas dan akal sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...