Jumat, 29 Juni 2018

Peran Penting Islam Moderat


Oleh : Al Azzad 

Islam dan Indonesia tidak akan pernah terpisahkan dalam nuansa kebangsaan. Hal ini karena memiliki nilai sejarah yang panjang dan luas yang tidak akan mungkin dimanipulasi serta dibalikkan nilai sejarah sekaligus nilai perjuangannya. Ciri khas bangsa ini sangatlah damai dan selalu mengedepankan kebersamaan dalam keberagaman apapun, sehingga antar satu dengan yang Lainnya saudara sesama anak bangsa dalam rumah NKRI. Semua warna warni kehidupan ada di negeri ini mulai dari berbagai macam ormas, ideologi, kelompok, barisan, pilihan agama, suku, ras, budaya, politik, sosial dan lainnya. Sehingga bangsa ini sangat pluraitas dan majemuk, memiliki tingkat heterogensi paling tinggi yang mampu membawa misi kebersamaan hidup dalam perbedaan dan keberagaman. 

Tidak dapat dipungkuri bahwa Islam dan Indonesia paling besar sejarah perjuangan dan sejarah dinamika kemerdekaannya. Peran besar para pejuang baik tokohnya, ulamanya, aktivisnya, ummatnya banyak bergerak dalam gerakan revolusi kemerdekaan dengan kesadaran tinggi untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan sekaligus mengusir para penjajah. Hal itu menjadikan Islam di Indonesia memliki sejarah besar yang tak bisa dielakkan dan dipungkuri kebenaran sejarahnya, fakta sejarahnya dan nilai sejarah perjuangannya. Itulah sejarah Islam terhadap Indonesia menjadi bagian utama dalam gelora perjuangan.

Namun kini situasi sedikit berbeda dan sangat dinamis, sehingga ancaman maupun hiruk pikuk kembali muncul melalui imperialisme modern dari jaringan-jaringan anak bangsa yang semakin meluas perkembangannya. Semua memiliki misa dan tujuannya yang berbeda-beda demi memuliakan hajat hidup sebagai kebutuhan dalam menjalani aktivitas kehidupan. Kesadaran tentang keberagamaan hanya tinggal sejarah yang mungkin itu pun sudah sangat minim sehingga terjadilah disintegrasi sejarah dan disintegrasi sosial. Kini menjadi dinamika untuk saling berkontestasi merasa paling benar, merasa paling kuasa, merasa paling bersejarah dan merasa paling tinggi nilai eksistensi serta akrobasi terhadap hegemoni jalur kekuasaan. Sehingga Islam banyak tepecah baik secara kelompok, golongan, dan gerakan yang hingga akhirnya membawa misi sekaligus tujuannya masing-masing. Ketika peran sejarah hanya menjadi alat kebanggan, menjadi istrumen perlawanan, dan menjadi senjata menjadikan sebagian kelompok akan menegasikan kelompok lainnya dan menimbulkan distorsi secara kompleks. Sehingga menjadi sangat mengkhawatirkan terhadap peradaban Islam di Indonesia. Sederhananya adalah maju intelektualnya, maju sistemnya, maju segala aspeknya dari segala macam ipoleksosbud namun runtuh peradabannya, runtuh nilai substasi sejarahnya dan runtuh akhlaknya. Akhirnya yang terjadi ialah peperangan antar anak bangsa yang semakin tidak sehat dalam berkontestasi secara gerakan, ideologi, politik dan lingkungan kehidupan lainnya. 

Peran penting Islam moderat menjadi hal utama sebagai bentuk pendekatan mediasi sekaligus moderasi dalam mendamaikan setiap anak bangsa. Islam moderat dalam arti bukan sebuah ajaran ataupun agama baru, melainkan sebuah pendekatan, sebuah metodologis, sebuah epistemologis dalam menhadapi realitas secara sosiologis dan psikologis. Sebab yang bermasalah itu bukan Islamnya melainkan sistemnya, sosialnya dan manusianya yang dikarenakan banyak faktor kemungkinan. Hanya saja wajah Islam Moderat pun menjadi bungkus, kemasan, casing, citra dan topeng belaka bagi sebagian kelompok masyarakat Islam yang tingkat pluralitasnya sangat tinggi. Justru yang terjadi ialah secara eksistensi dan legitimasi Islam moderat namun ikut terjebak masuk dalam kelompok kanan maupun ekstrim kanan atau justru masuk pada kelompok kiri maupun ekstr kiri. Padahal posisi penting Islam Moderat ialah sebagai juru damai, penengah, mediasi, mendinginkan, moderasi, merangkul, dan upaya-upaya lainnya yang mengedepankan azas ketuhanan, azas kemanusiaan, dan azas keadilan. Bukan justru menjadi propaganda yang masuk dalam kategori duri dalam daging, sehibgga merusak persatuan dan kesatuan ummat Islam dan Indonesia hanya karena ingin mengutuk kelompok yang satu dan membela keras kelompok yang lainnya. Justru terkadang posisi-posisi Islam Wasathon ini malah jadi bungkus dan alat permusuhan, pertengkaran, dan perdebatan panjang yang tidak esesnsial atas nama Islam Moderat ataupun Islam tengahan. Karena tidak ada namanya Islam Moderat bila masih melakukan propaganda, alat gebuk, akuisisi kebangsaan, intervensi kekuasaan, hegemoni nilai, dan mediasi yang berkeberpihakan. Karena Islam moderat yang benar dan substasi ialah sebagai metode dalam pendekatan upaya-upaya pemersatu, pendamai, perangkul, penjaga dan pembawa misi ketuhanan, kemanusiaan dan keadilan. Dengan begitu memposisikan diri dalam persatuan dan kesatuan ummat Islam dalam kerangka kebangsaan sekaligus keindonesiaan. 

Maka dari itu peran penting islam moderat di era kontemporer ini sangatlah besar dan diprioritaskan bahkan harus mendominasi. Sebab peradaban di Indonesia sudah snagat runtuh dan juah dari cita-cita bangsa ini sendiri yang termaktub dalam undang-undang, falsafah serta sejarah perjuangan para pendahulu sebagai penegak yang memerdekakan negeri ini. Terlepas dari perdebatan tentang pemahaman Islam moderat oleh sebagai kelompok-kelompok tadi baik dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri itu adalah dinamika perkembangan sekaligus tantangannya. Karena itu adalah metode dan pendekatan dalam merawat keberagaman, menengahi persoalan, menyelesaikan permasalahan, mendinginkan keadaan, memajukan peradaban, dan menumbuh kembangkan persatuan dan kesatuan ummat maupun kemanusiaan dalam berbangsa serta bernegara. Hal ini agar menjadikan negeri ini bermartabat, berbudaya dan berkeadilan bagi seluruh kehidupan. Tentunya membawa upaya misi Keislaman yang rahmatan lil alamin sebagai pondasi agama, dalil utama, prinsip dasar, azas, nilai dan ruang lingkup lainnya. Maka tercapailah sebuah negeri yang baik dengan keagungan Tuhan yang mengampuni manusianya dari segala kekurangan maupun kelemahannya.

Selasa, 26 Juni 2018

Politik Uang Menghina Demokrasi


Oleh : Al Azzad 

Agenda pemilu adalah bagian dari demokrasi untuk mengahdirkan para pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat. Pilpres dan Pilkada menjadi hal penting untuk menjadikan momentum paling menentukan dalam membangun Indonesia ke depan. Kemudian dilanjutkan dengan Pileg dan Pilpres juga merupakan pilihan tertinggi ataupun puncak pemilihan untuk menentukan pemimpin Indonesia. Rangkaian pesta demokrasi itu tidak terlepas dari berbagai unsur baik KPU, Bawaslu, Kandidat, Timses, Saksi, TNI, Polri dan seluruh jajaran masyarakat lainnya. Semua dengan kendaraan politik masing-masing melalui partai ataupun jalur independen yang sekaligus dukungan partai jua. Hal tersebut memang merupakan sebuah sistem demokrasi Indonesia dalam mencari pemimpin masa depan Indonesia. 

Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan khusus dalam kegiatan pemilihan tersebut, yakni kegiatan-kegiatan kampanya politik dari para kandidat beserta timses dan simpatisannya yang mengarah pada kegiatan negatif seperti politik uang, kampanye hitam, serangan fajar, intimidasi pemilih dan yang lainnya. Tentu ini tidak dibenarkan secara hukum maupun undang-undang pemilu terhadap kegiatan kampanye kotor dan amoral tersebut hanya untuk kepentingan praktis. Hal itu menjadikan demokrasi ternodai dan tidak bermartabat bahkan menghina demokrasi serta dapat menghancurkan demokrasi itu sendiri yang relah dibangun bersama. Jangan sampai partai pengusung dan pendukung pun ikut andil dan berperan didalamnya, karena kampanye kotor harus dilawan, dibasmi dan dibersihkan dari pesta denokrasi plikada, pileg dan pilpres. Agar tujuan bernegara yang berdaulat, adil, jujur dan bermartabat dapat tercapai dengan baik. 

Politik uang adalah cara paling dominan dan paling marak dilakukan karena dianggap paling praktis dalam mempengaruhi suara pemilih terhadap rakyat khususnya rakyat yang masih minim dengan pendidikan politik, edukasi politik, sosialisasi politik dan kecerdasan Berpolitik. Politik uang itulah yang justru menghina demokrasi menjadikan demokrasi diskriminatif, denokrasi intimidatif dan demokrasi destruktif. Sangat disayangkan bila pemimpin yang terpilih dari cara-cara politik uang maupun kegaiatan kampanya kotor lainnya, ini akan mencedarai sistem demokrasi sehingga menghasilkan pemimpin yang koruptif, otoritatif, dan agresif terhadap kekuasaan sekaligus penyalahgunaan wewenang maupun jauh dari nilai-nilai demokrasi yang telah dibangun secara sistematis. Sehingga ini harus dihindari betul bentuk politik uang dan sama-sama untuk menolaknya bila memang telah terlanjur dan masih merajalela lebih bijak diberikan saja pada lembaga-lembaga sosial, panti asuhan dan pengelola sosial lainnya. 

Jangan jadikan politik uang sebagai jalan menghalakan cara demi menjadi pemimpin di level kekuasaan karena itu menghina demokrasi dan sangat tidak etis dan  melanggar hukum serta undang-undang. Sebab pemilu adalah untuk menghadirkan para pemimpin yang berintegritas, berkarakter, berbudaya, berbangsa, berkeadilan dan berkeadaban. Kesadaran untuk tidak melakukan, menggunakan, melanjutkan, mengharuskan, membiarkan dan menghalalkan politik uang adalah cara bijak dalam berdemokrasi demi terwujudnya pemilihan pemimpin yang berdaulat bersama rakyat. Saling mengedukasi masyarakat, mencerdaskan rakyat terhadap aspek politik, dan membangun bangsa  yang berkemajuan. Dengan demikian pemilihan umum ini adalah bagian demokrasi yang sehat, inklusif, adil dan sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia. Bagi yang terpilih dan memenangkan pemilu tidak berbesar hati bagi yang tidak terpilih tidak pula berkecil hati tidak saling mendendam ataupun sikap lainnya. Karena kegiatan pemilihan pemimpin adalah cara untuk melegitimasi pemimpin yang sah yang terpilih melalui sistem dan mekanisme demokrasi yang baik. Maka semua harus dapat berjalan dengan progresif dari pra, proses sampai pasca pemilihan. Dan yang terpilih sama-sama diawasi dan dikawal oleh seluruh rakyat agar tidak keluar jalur dalam menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin bangsa. Karena semua akan kembali untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tentunya.

Senin, 25 Juni 2018

Pancasila Bukan Sekedar Simbolik


Oleh : Al Azzad

Situasi kebangsaan dewasa ini sudah mulai bergeser baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis dalam memahami falsafah bangsa. Para pendahulu berjuang di masanya untuk memerdekakan Indonesia tumpah darah setelah itu mempersatukan semua kelompok dan golongan. Bingkai NKRI telah menjadi konsensus bersama dan Pancasila juga sudah final. Pilar lainnya yakni undang-undang dan bhineka tunggal ika menjadi ruh kebangsaan yang sangat kuat dan mengakar, sehingga nilai fundamental kebangsaan sudah selaykanya memang harus dijaga serta menjadi nilai kehidupan oleh semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali sedikit pun. Dinamika kebangsaan bila telah diambang batas sekaligus menjadi keras maka kembali pada pilar kebangsaan dan buka kembali sejarah kebangsaan dalam kebersamaan terhadap keberagaman.

Namun ada perubahan nilai yang sangat jauh dalam memaknai pilar kebangsaan, sehingga pertarungan antar sesama anak bangsa dimulai yang sudah diprediksi sebelumnya oleh para pendahulu. Perang melawan penjajah justru semakin hilang semangatnya, padahal di era modernisasi ini bentuk penjajahan tetap ada dengan warna dan wajah baru sesuai dengan perkembangan zamannya. Akan tetapi tetap saja anak bangsa lebih suka saling bertengkar sesama anak bangsa hanya karena sesuatu yang sepele, yang fundamental bahkan yang sangat krusial. Campur tangan penjajah mulai berbeda metode dan pendekatannya yang dulu ekpansi, perang senjata, embargo dan sebagainya tapi kini dengan proyek, korporasi,  sumbangan, filantropi dan sebagainya. Pada akhirnya semua mencari dalil, hukum, pembenaran, citra, dan seterusnya untuk membela dan mempertahankan sesuatu yang bukan dari makna kebangsaan tanah sendiri.

Narasi tentang Pancasila pun masuk pada hal tetek bengek untuk digunakan sebagai alat jastifikasi, vonis sosial, istilah interventif kepada sesama anak bangsa. Bahwa ini pancasila dan itu anti pancasila, ini toleransi dan itu intoleransi, ini pluralis dan itu radikalis, ini bhineka dan itu anti bhineka, ini inklusif dan itu eksluif terus begitu sampai seterusnya sampai anak bangsa tiada habisnya saling serang menyerang sampai penjajah pun tertawa beserta anteknya dan para mafia serta oknum lainnya. Semakin hari justru pancasila semakin tidak terawat, terjaga dan terlindungi yang ada justru semakin bergeser, lemah dan terpuruk. Padahal pancasila tidak hanya sebatas 5 sila yang dihafal dan diucapkan saja, melainkan ada nilai historis, filosofis, sosial, budaya, politik dan dinamikanya yang saat ini tidak lagi dipahami oleh anak bangsa karena yang penting lisan, retorika, tulisan berusara dengan vokal pancasilais namun perilaku jauh dari nilai pancasila.

Pancasila bukan sekedar simbolik apalagi iconik semata dan bukan sebagai alat yang dijadikan untuk saling menghakimi, menghujat dan jastifikasi antar sesama anak bangsa hanya karena perbedaan apapun itu. Pancasila adalah produk dialog kepentingan antar semua elemen kelompok san golongan yang akhirnya bersama-sam bersatu padu untuk menjunjung tinggi NKRI. Pun demikian pancasila bukan sebagai alat keuntungan yang mendapatkan hasil keuntungan, uang, proyek, komisi, insentif dan lain sebagainya. Sebab Pancasila itu bagi Seluruh rakyat Indonesia yang harus menjiwai secara penuh, memegang secara totalitas, mengaktualisasikan secara praksis dan nyata sekaligus merawatnya secara utuh. Semua mesti berpancasila dengan baik untuk memahami Indonesia dari dulu sampai kini, dari sejarah sampai nilai kehidupan, dari pendahulu sampai tokoh saat ini, dari semua goloongan maupun umat beragama tentunya. Jangan sampai pancasila hanya ada di lisan dan ucapan saja tapi tidak di hati dan di jiwa tidak teraktulisasikan di kehidupan nyata hanya teriakan vokal di dunia maya semata. Maka terus lah berbenah untuk mengaktualisasikan pancasila secara benar dan totalitas dalam semangat kebangsaan. Sehingga pancasila bukan sekedar simbolik melainkan nilai futuristik dan holistik dalam falsafah kebangsaan.

Minggu, 24 Juni 2018

Ujaran Kebencian Semakin Merajalela


Oleh : Al Azzad 

Dinamika politik selalu tak pernah ada habisnya untuk dibahas dalam konsumsi publik. Perkembangannya selalu mendominasi isu dan narasi di tengah masyarakat yang beragam. Dari yang apatis, militansi, suportif, kontributif, partisipatif, diskriminatif dan konstruktif. Semua berperan sesuai dengan kepentingan dan tujuannya masing-masing demi mencapai hasil sesuai dengan agendanya. Hal ini membuat keadaan sosial-budaya, sosial-politik dan moralitas bangsa kian hari kian degradasi, menurun, lemah serta amoral. Bila tidak ada upaya untuk merekonstruksi nalar intelektual, kecerdasan dalam perbedaan pilihan,  kesadaran keberagaman dan menjunjung tinggi etika, akhlak dan moralitas. 

Fenomena yang terjadi tidak hanya terjadi dalam dua kutub antara pro dan kontra saja, melainkan oposisi dan penguasa atau posisi, kanan dan kiri, konstelasi politik nuansa manuver serta lobby, perang ideologi dan non idelogi serta motif maupun kontestasi lainnya yang sama-sama memiliki agenda. Sehingga poros tengah, netral, jalan tengah dan sikap berada pada garis haluan diantara dua sisi menjadi sangat sulit, sempit dan sedikit. Keberanian semakin pupus, sebab yang vokal hanyalah dua kutub, dua poros dan dua sisi tersebut saja yabmg terus melakukan kampanye, kontestasi, dan kegiatan-kegiatan politis akar rumput di sosial media baik dari Wa, Ig dan twitter yang paling mainstream. Ini menjadi hal yang indikasinya lebih mengarah pada kegagalan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Hingga pada perkembangannya akan terus memproduksi ujaran-ujaran yang sifatnya julukan negatif, olok-mengolok, sebutan intimidatif, istilah destruktif, dan wacana fiktif , maupun isu hoax yang terus merajalela. Saling menebar kebencian karena adanya isu yang berkembang baik itu benar maupun tidaknya serta rasa keadilan yang tidak seimbang. Peran penguasa menjadi tidak sanggup membendung bahkan sebagai alat dan instrumen pula untuk ikut serta di dalamnya yang seharusnya mampu meneggakkan keadilan dengan menajdi wasit juru tengah dengan cara-cara yang progresif dan bukan intervensif ataulun subversif. Bila tidak ada upaya dan program untuk menanganinya maka akan terus menguat polarisasi dan dapat mengakibatkan secara ekstrim untuk merusak kebangsaan dan kebudayaan warna khas dari Indonesia itu sendiri. Pilihan berbeda dalam politik, pandangan yang berbeda, serta jalan yang berbeda dijadikan sebagai bentuk kegembiraan dalam keberagaman serta kebahagiaan dalam kebersamaan. Sehingga kedewasaan berpikir, kebijaksanaan beretorika, keteladanan bersikap, kecakapan berkomunikasi dan kejujuran bertutur adalah cara terbaik. 

Ujaran kebencian semakin merajalela merupakan fenomena sosial buruk di era digitalisasi dikarenakan banyak perannya dilakukan di sosial media yang pengruh cukup besar di dunia maya serta dapat mencuat di dunia nyata meski porsi dan jumhlanya masih sedikit. Namun bila ini terus mengakar, menjalar, dan terus menapaki di dunia maya yakni sosial media akan membesar pula terjadi di dunia nyata, sehingga dapat memunculkan konflik horizontal, intimidasi, persekusi, saling mencurigai, saling memusuhi dan sebagainya. Di samping itu ujaran kebencian pun seyogoyanya menjadi lahan bisnis oleh kelompok yang tidak peduli etika, moral, hukum dan sebagainya sehingga diternak, diproduksi, digerakkan, dibiayai, dijadikan sebagai profesi keuntungan yang arahnya adalah propaganda hitam, isu bayaran dan kegaduhan yang terciptakan. Ujaran kebencian menjadi alat yang multifungsi digunakan serta banyak kegunaannya untuk tujuan-tujuan yang sangat luas.

Tentu sebagian besar daru kita menginginkan untuk menghapus, memutus, dan menenggelamkan ujaran kebencian ini dengan berbagai cara yang edukatif, solutif dan kreatif dengan pola yang multidimensi. Tidak bisa dibiarkan secara terus menerus kegiatan ini hanya karena alasan politik atau sosial atau agama atau apapun itu. Ujaran kebencian semakin merajalela di sosial media bukanlah hal sepele, wajar dan biasa lagi. Akan tetapi masuk dalam ancaman moral bangsa yang sangat buruk demi kemajuan bangsa Indonesia. Siapapun itu yang menciptakan, memelihara, menjalankan, membiayai,  menggerakkan, membiarkan, melindungi, membekkingi, meneruskan, mengapresiasi, menghalakan, dan memajukann fenomen ujaran kebencian baik di dunia maya maupun nyata maka harus dilawan secara nyata, konstitusional dan berkelanjutan agar mendapat tekanan massa positif untuk membungkan dan meneggelamkan kegiatam buruk, jahat, amoral, dan negatif tersebut. Dengan demikian merawat keberagaman adalah cara bersama untuk membangun kebahagiaan dalam perbedaan dan dalam suasana kebangsaan yang menggembirakan seluruh rakyat Indonesia.

Kamis, 21 Juni 2018

Kebijakan Subsidi Pro Rakyat


Oleh : Al Azzad 

Kebijakan selalu menghadirkan pro kontra sebagai bentuk indikasi kebijakan yang sesuai dengan agenda dan tujuannya. Hanya saja terkadang tidak semua kebijakan bersifat kontekstual dan prioritas utama dalam mewujudkan kesejahteraan secara nasional bukan partikular. Namun tidak semua dapat memahami arah kebijakan sebagai agenda kekuasaaan, karena bisa saja masuk dalam kebijakan akses korporasi sebagai bentuk nilai bisnis keuntungan atas nama negara untuk kepentingan pribadi dan sekelompok elit maupun organisasi tertentu. Kebijakan menjadi aktivitas utama dalam menyusun negara dan membangun negara yang multidimensi sekaligus multifungsi, sehingga kebijakan dalam membangun tidak melu arahnnya pada pembangunan gedung atau infrastruktur semata. 

Kebijakan pada dasarnya adalah program pembangunan untuk membangun bangsa demi kemajuan negara. Hanya saja pembangunan masih banyak diartikan sebagai pembangunan bersifat infrastruktur semata. Pembangunan cukup luas dari pembangunan manusia, pembangunan budaya, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan politik, pembangunan infrastruktur dan pembangunan non infrastruktur. Di dalam kebijakan selalu memberikan segmentasi pengunanya sehingga memberikan manfaat atau justru tidak bermanfaat. Sebab kebijakan lebih mengakomodasi segelintir segmen sebagi bentuk akses keuntungan dibalik kepentingan penguasa dengan intervensi hukum baik undang-undang, konstitusi dan etika sekaligus moralitas. Tentu kelebihan dan kelemahan akan selalu ada serta semua dapat diukur apakah bermanfaat secara nasional dengan mengakomodasi seluruh rakyat indonensia ataukah justru hanya segelitir rakyat dari kalangan menengah ke atas, elit, dan pemilik modal atau investor semata. 

Indonesia negara yang luas secara konseptual diramalkan akan mengalami bonus demografi, sehingga rakyat semakin sejehatera. Namun faktanya dan secara realitas ramalan itu masih tidak relevan dan kemungkinan justru terjadi 20 tahuan. Maka rakayat indonesia masih banyak dalam kategori rakyat miskin, rakyat kecil dan rakyat jelata. Hak pendidikan, hak kesehatan dan hak kesejahteraan masih belum memadai dari hulu sampai hilir dan dari sabang sampai merauke.  Sehingga kebijakan pro rakyat yang rill dan nyata serta relevan lebih dibutuhkan ketimbang kebijakan yang partikular yang justru rakyat tidak merasakan kesejahteraan. Tentu berbeda keinginan dan alokasi kebutuhan antara rakyat kecil dan rakyat golongan elit. Bagi rakyat kecil kebijakan-kebijakan yang dekat, yang mengarah, yang mendominasi pada mereka adalah impian yang mesti nyata didapatkan. 

Kebijakan subsidi adalah kebijakan yang mensejahterakan rakyat kecil, sehingga dapat menolong kebutuhan hidup masyarakat bawah secara aktivitas rutin, kebutuhan sehari-hari, rutinitas penyambung hidup dan penyelemat kesenjangan hidup. Namun tidak bagi rakyat golongan atas, sebab ini hanya dirasa menghamburkan dan tidak ada manfaatnya serta tidak dibutuhkan mereka secara akses kepentingan korporasi baik Individu maupun segelitir kelompok tertentu. Sebab apapun itu meskipun subsidi bila arahnya untuk rakyat kecil tentu menjadi kebijakan prioritas bagi rakyat miskin bukan lagi bentuk kebijakan alternatif. Karena dari tangan-tangan rakyat kecil jua negara ada dan terbangun, sehingga rakyat ini pun harus mendapatkan manfaatnya kembali dari kebijakan subsidi pro rakyat sebagai bentuk dedikasi dan partisipasi rakyat atas kebijakan tersebut. 

Hanya saja terkadang banyak wacana yang menyudutkan kebijakan subsidi seolah merasa bila kebijakan infrastruktur adalah kebijakan bersifat komunal, progres, relevan dan merakyat. Selama kebijakan subsidi diatur sesuai mekanismenya dan prosedurnya baik maka itu jauh lebih relevan ketimbang kebijakan infrastruktur yang baik pula apalagi carut marut, morat marit, dan hamburadul. Rakyat kecil adalah suara terbesar dalam demokrasi namun impactnya dalam kebijakan sangatlah kecil, sedangkan golongan elit dan semacamnya hanyalah suara sebagian kecil namun impact dan indikasinya selalu mengintervensi kebijakan sehingga prioritas selalu jatuh pada kekuatan-kekuatan yang berkepentingan yang mendominasi sekaligus menghegemoni. Maka bagi rakyat kecil tak perlu banyak diberi harapan, janji, visualisasi kemajuan, kampanye kebahagiaan dan apapun bentuk serta bungkusnya karena terpenting ialah hadirkan kebijakan subsidi bagi mereka jauh lebih penting secara meluas ketimbang hanya kebijakan programatis kesejahteraan yang hanya diperuntukkan kelompok tertentu dalam lingkar penguasa. 

Tentu kebijakan subsidi ini ialah unruk membantu dan menolong rakyat kecil, sehingga kestabilan ekomoni tercapai dan rakyat tidak menjerit. Subsidi terhadap BBM, hak pendidikan, jaminan kesehatan, lapangan pekerjaan dan pengembangan mutu SDM pada rakyat. Tidak ada yang salah dengan kebijakan subsisi sama halnya dengan kebijakan infrastruktur, hanya saja rakyat lebih sejahtera dengan kebijakan subsidi  yang dapat menyelamatkan kehidupan rutinitas mereka. Agar rakyat kecil bahagia meski tak dapat dibantukan dengan kebijakan lainnya setidaknya dapat merasakan adil seluruh rakyat Indonesia bila kebijakan subsidi lah yang dihadirkan. Sebab Indonesia sangatlah luas sehingga mensejahterakan rakyat tidaklah mudah sangat parsial, partikular dan plural. Maka dari itulah Kebijakan subsidilah yang akan memberikan kesejahteraan rakyat secara nasional, substansional dan merata. Dengan begitu dapat mengaktualisasikan nilai Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia khususnya rakyat kecil, rakyat bawah maupun rakyat jelata.

Selasa, 19 Juni 2018

Polemik Terhadap Sistem Pendidikan


Oleh : Al Azzad 

Sistem pendidikan di negeri yang dicintai ini masih terlalu banyak kelemahan yang dapat dirasakan. Khususnya pendidikan pada tingkat akademisi yang melahirkan mahasiswa-mahasiswa sesuai dengan bidangnya masing-masing. Polemik terhadap sistem pendidikan pun selalu terjadi, keterkaitan antara yang pro dan kontra sangat telihat jelas dari para intelektual itu sendiri yang terlahir dari dunia akademisi. Ketika sistem itu berjalan baik dari perancanaan yang termasuk didalamnya ialah proyek pendidikan untuk menempatkan sumber daya manusia sebagai penerus dalam sistem kerja yang selalu menjadi bagian terpenting.

Kurikulum pun menjadi landasan utamanya yang diesuaikan dengan kebuthan pasar dalam menguasai suatu bidang yang disbut juga dengan profrsionalitas atau spesialisasi atau keahlian. Kretaifitas pun dimunculkan sebagai bentuk seni di dalam pendidikan agar lebih mendalam dan memiliki makna yang luas. Selain itu, inovasi dalam pendidikan pun semakin berkembang yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kelas didalamnya. Tidak ada yang salah, namun hanya saja pendidikan dijadikan ajang  untuk mendapatkan kekusaan dan tempat yang bisa menjadi pengaruh bagi yang lain.

Pengorganisasian yang dirancang pun disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ditempuh, semakin lama dedikasi dan semakin tinggi gelar yang didapatkan akan menjadikannya sebagai sumber daya manusia yang memiliki posisi atau tempat yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini pun dijadikan tempat untuk ajang kompetisi bagi yang lain untuk terus rela berjuang menempuh pendidikan demi mendapatkannya, walau pada hakikatnya ialah untuk berbagi ilmu, berbagi wawasan, berbagi pengetahuan, dan berbagi pengalaman. Ketika organisasi menjadi bagian terpenting dalam menjalankan sistem agar terus maju dan berkembang demi memunculkan sesuatu yang sangat inovatif dan menambah khazanah yang luas. Maka diperlukan pula sistem penggeraknya dengan mengatur caranya sebagai bentuk metodologi yang digunakan dari teori yang diapatkan secara empiris. 

Pengendalian pun harus dilakukan agar tidak adanya celah didalam pendidikn yang didapatkan secara instan tanpa proses yang panjang dan didapatkan secara ilegal melalui mekanisme yang dipermudah demi kepentingan hingga melewati prosedur yang cepat demi mendapatkan keuntungan. Hal itu menjadi polemik juga tehadap yang kontra dalam sistem pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan ialah untuk membangun karakter yang baik dengan nilai etika dan estetika. Banyak harapan yang mendalam dan tertuang dari pendidikan, semua itu untuk masa depan yang cerah, dan mewujudkan semua impian-impian sebagai bentuk cita-cita yang selalu dimimpikan.
Pendidikan akademis tidaklah memberikan perubahan yang seharusnya namun justru memberikan perubahan yang tidak semestinya lagi, kondisi itu sudah berubah dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya. 

Banyak para ahli memberikan suaranya  dari karyanya yang tertulis didalam sebuah buku, menemukan gagasan baru sebagai ilmu yang menjawab dari semua persoalan-persoalan yang terjadi, tapi itu hanyalah sebuah teori yang dijadikan konsep dasar untuk memberikan jalan altenatif karena semua tergantung pada sumber daya manusianya. Apa yang telah diperoleh dari dunia pendidikan saat ini hanyalah sebatas nilai yang didapatkan untuk menuliskan hasil laporan sebagai bentuk formalitas, pembelajaran yang seharusnya menjadi prioritas utama itu hilang dan tertutup hanya karena kepentingan sesat, yaitu kepentingan untuk meyelesaikan tugas atau misi sebagai bentuk laporan yang dijanjikan karena tugas yang telah diberikan.

 Mahasiswa justru tidak menemukan jati dirinya yang sesungguhnya setelah keluar dari julukan siswa, namun apa bedanya jika gelar siswa itu justru yang paling abadi melekat dalam dirinya sehingga tidak menjadi mahassiwa, dan gelar mahasiswa itu hanyalah simbol untuk mendapatkan suatu gelar kehormatan yang pada dasarnya hanyalah untuk kepentingan yang mendapatkan kekuasaan dan kepentingan pribadi.

Seharusnya yang diterapkan adalah pendidikan mandiri yang sesuai dengan jalurnya untuk menumbuhkan karekater dari proses belajar yang semstinya datang dari  motivasi dalam dirinya bukan karena beban pendidikan yang ditanggungnya atau hanya sebatas perintah demi mendapatkan nilai yang seutuhnya. Tujuan utama pendidikan ialah terletak pada “character of building” atau pembangunan karakter yang diproses untuk memunculkan kualitas pendidikannya dari interpretasi intelektualnya.

Terkadang mereka yang berpendidikan bukan lahir dari proses dunia pendidikan yang ditempuh, justru mereka lahir dari dunia yang nyata bersatu pada lingkungan alam semesta sehingga mereka berproses belajar dan mengajar dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya dari bentuk “Natural of Education” atau pendidikan yang alami dengan nilai-nilai yang lebih mendalam dan empiris.

Pengaruh sistem dalam dunia pendidikan juga memberikan efek tehadap hegemoni intelektual, namun tidak memberikan efek pada hegemoni sosial, hegemoni politik, hegemoni spritual, dan hegemoni hegemoni ekonomi. Pendidikan bukalah jalan satu-satunya, namun pendidikan adalah pilihan dasar utama untuk menetukan langkah berikutnya.

Senin, 18 Juni 2018

Konsistensi Bagian Dari Kesuksesan


Oleh : Al Azzad 

Kesuksesan adalah jalan hidup manusia untuk memperoleh suatu kebahagiaan, kesenangan, kesejahteraan, ketenangan, dan kedamaian dalam hidup ini serta untuk selalu berbagi terhadap sesama kepada orang-orang yang dicintai dan disayangi. Jalan kesuksesan hidup setiap manusia memanglah berbeda-beda, karena setiap keinginan, impian, dan harapannya pun berbeda-beda, tidak hanya disitu saja setiap usaha, perjuangan, dan pengeorbanannya pun juga berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuannya dan kemauanya untuk bekerja keras dalam mewujudkan semua impian dan harapannya.

Usaha yang baik akan menghasilkan yang baik pula, dan usaha yang buruk pun akan menghasilkan sesuatu yang buruk pula. Apapun usaha yang dilakukan, kesukssan itu selalu datang dan berpihak pada orang-orang yang memiliki karakter konsisten dalam hidupnya baik itu sesuatu yang kecil maupun sesuatu yang besar. Sikap konsisten seseorang tidak hanya diukur untuk mencari keuntungan, kepentingan, dan kepuasannya melainkan sikap konsisten yang selalu hadir dalam jiwa manusia dikarenakan adanaya sikap kerja keras dan selalu bertekad dengan usaha yang semaksimal mungkin, sehingga tidak pernah menganggap enteng sesuatu, tidak pernah menganggap remeh kepada orang lain, dan tidak meihat sebelah mata tehadap kelebihan dan kekurangan orang lain.

Konsisten merupakan bagian dari kesuksesan yang tidak dapat dipisahkan, sebab orang sukses itu memiliki karakter yang kuat terhadap sikap konsistenya baik untuk kemaslahatan dan untuk kebersamaan. Jika saja banyak manusia yang selalu bertahan untuk terus-menerus melakukan sesuatu yang kecil, maka hasilnya pun akan menjadi besar dan menjadi sebuah kenyataan tehadap kusuksesannya sebagai buah hasil dari sikap konsistennya.

Tidak dapat dipungkuri, jika orang yang konsisten dalam melakukan apa pun pasti akan memberikan pengaruh yang besar dan kontribusi yang besar terhadap apa pun yang ingin dicapainya. Bukankah kita telahir pada dasarnya adalah berkarakter yang konsisten, yakni selalu terus-menerus bersikap keras untuk belajar dan terus belajar tanpa henti agar bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan, untuk bisa menemukan sesuatu yang tidak bisa ditemukan, dan mewujudkan sesuatu yang tidak bisa diwujudkan pula.

“Consisten Is My Life And Success Is My Goal” yakni konsisten adalah hidupku dan kesuksesan adalah impian atau cita-citaku. Jika prinsip sederhana ini menjadi soul dalam diri kita, maka sikap konsisten pun akan tumbuh, hal ini dikarenakan konsisten merupakan bagian dari kesuksesan. Orang sukses itu pasti konsisten dalam hidupnya, dan orang yang konsisten itu pastilah sukses dalam hidupnya. Maka dari itu, lakukanlah sesuatu itu walau pun kecil secara konsisten serta dengan tulus dan iklhas karena akan menghasilkan sesuatu yang besar dan bermanfaat untuk diri sendiri dan untuk semuanya.

Kita tak kan pernah tahu apa yang terjadi esok, namun kita bsa merencanakan apa yang akan kita lakukan esok walau pun tekadang apa yang direncanakan tidak sesuai dengan kenyataannya, namun itulah kehidupan yang harus dijalani dengan konsisten agar menempuh hasil kesuksesan. Terus melangkah untuk bisa melakukan sesuatu yang tebaik karena hasilnya pun akan mengikuti, bagaikan cahaya yang terang benderang pasti akan diikuti pula oleh bayangan yang ada dibelakangya, seberapa besar cahaya itu maka sebesar itu pula bayangan yang ada dibelakangnya, itulah sikap konsisten terhadap kesuksesan.

Jangan pernah menyerah dan putus asa, karena segala usaha yang kita lakukan dengan tulus dan iklhas akan membuahkan hasil yang baik. Sudah banyak diantara kita yang hidupnya sukses karena sikap konsistennya dalam hidup, selalu kuat dan bersemangat, memiliki tekad dan karakter kuat, konsisten dan berkompeten. Kekuatan doa pun menjadi jalan untuk kemudahan disamping dengan sikap konsisten demi mencapai kesuksesan. Karena kesuksesan ialah bagian hidup yang mesti dicapai dan diperoleh demi kebahagiaan.

Nilai Etika Dan Estetika


oleh : Al Azzad 

Banyak manusia yang melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya, dan masing-masing sesuai dengan bidangnya dan keahliannya. Interaksi pun merupakan dasar dari hubungan sosial antara setiap individu satu dengan individu lainnya yang juga dibangun melalui komunikasi. Adanya interaksi dengan komunikasi, akan membangun sebuah sistem dalam aktivitas hidup yang nantinya akan dijaga dan dipelihara dengan etika sebagai bentuk sikap kepedulian dan sikap kebersamaan.

Etika merupakan penilaian terhadap perilaku baik dalam menjalani kehidupan berinteraksi dan berkomunikasi. Etika juga sebagai bentuk kerukunan, yaitu: kerukunan agama, kerukunan sosial, dan kerukunan budaya. Etika adalah tingkah laku manusia  yang berdasarkan pada pikiran, perasaan, dan perilaku dalam memahami perbedaan secara sosial dan budaya sebagai bentuk nilai interaksi serta adanya timbal balik. Namun, etika terkadang tak lagi dapat diindahkan oleh manusia itu sendiri demi kepuasan, kehormatan, dan kepentingannya.Hal itu dikarenakan keangkuhan yang mendarah daging dari rasa memiliki segalanya.
Setiap aktivitas hidup manusia pun ada nilai-nilai estetikanya, hal ini merupakan bentuk seni dalam mewarnai kehidupan dengan pola kreatifitas yang miliki. Ketika etika dan estetika itu tak lagi diindahkan, maka akan merajalela virus-virus yang akan menghancurkan sistem dan rantai kehidupan. Semua aspek kehidupan pun perlu adanya etika yang mengatur dan perlu adanya estetika yang mengembangkan nilai, unsur, fungsi, dan prinsipnya.

Rasa kepedulian tehadap lingkunagn merupakan implementasi dari nilai etika dan estetika, sehingga mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan memahami kelebihan dan kekurangan yang ada baik secara umum mau pun secara spesifik.

Ketika etika itu melekat pada setiap jiwa seseorang, maka potensi untuk selalu berbuat baik, menolong tanpa pamrih, dan peduli tehadap sesama bukan lagi beban sosial yang harus ditanggung, melainkan itu semua adlaah “life of ethic” atau etika kehidupan. Etika kehidupan berbicara tentang segala aspek yang mengatur pada pola tingkah laku yang sesuai pada garisnya, jalurnya, dan peranannya. Itulah etika kehidupan yang akan memberikan cakrawala kehidupan bagi setiap manusia, menjauhkan sikap diskriminasi antar sesama manusia, menyatukan solidaritas yang tinggi demi kebersamaann, dan membangun tatanan kehidupan yang semakin membaik. Akan tetapi tidak hanya sampai disitu, sebab etika kehidupan justru akan mudah sirna dan hancur tanpa adnaya seni kehidupan atau yang disebut “life of art” atau seni kehidupan. Seni kehidupan yang baik dibentuk dari etika kehidupan yang baik pula, karena nilai dari etika kehidupan itu adalah seni kehidupan.

Jika saja seni kehidupan menjadi prioritas utama, maka tidak adanya sinkronisasi yang terjadi terhadap etika kehidupan, sehingga masyarakat buta akan kesenian yang digores luka tanpa adanya nilai etika kehidupan. Begitu juga dengan etika kehidupan apaila menjadi prioritas utama tanpa menyatukan seni kehidupan maka yang tejadi adalan penyusustan etika dan kehancuran etika kehidupan, karena sebaik-baiknya kehidupan adalah etika kehidupan yang ditanamkan, dan seindah-indahnya kehidupan adalah seni kehidupan yang dihasilkan.

Antara etika dan estetika menjadi satu alur dalam tatanan hidup manusia dan menjadikan kehidupan yang penuh warna membangun keharmonisan, kesejahteraan, keadilan, kebersamaan, kepedulian, kerukunan, kegotongroyongan, dan keseimbangan. Namun, hal itu akan sulit diimplementasikan ketika etika dan estetika itu tak lagi diindahkan oleh manusia dan yang terjadi adalah kehancuran, keserakahan, keegoisan, kekacauan, kerusakan, keacuhan, kemungkaran, dan keterpurukan. 

Etika kehidupan dan seni kehidupan merupakan unsur dalam membangun interaksi  melalui komunikasi efektif agar terwujudnya tatanan hidup bermasyarakat yang menjunjung tinggi kebaikan dan kebernaran sbagai bentuk implementasi dari etika kehidupan dan estetika kehidupan.

Minggu, 17 Juni 2018

Kontak Sosial Dan Budaya


Oleh : Al Azzad 

Manusia sebagai makhluk sosial atau “zoonpoliticon”, hidup bersama makhluk lainnya dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan bermasyarakat. Kehidupan sosial merupakan aktivitas sehari-hari manusia dalam bekerja, karena selalu bertemu dan disebut juga dengan istilah “kontak Ssosial”. Kontak sosial adalah kehidupan manusia yang saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk menemukan arah baru dari setiap informasi yang didapatkan dalam kehidupan berorganisasi, berkomunitas, dan bermasyarakat. Kontak sosial yang tejadi tidak harus saling mengenal lebih jauh dan lebih dalam, akan tetapi dengan adanya kontak sosial kita bisa mengenal siapa saja dengan singkat tanpa harus memahami seluruh seluk-beluk kehdupan manusia yang satu dan yang lainnya.

Kontak sosial atau (social of contact) merupakan aktifitas yang paling mudah untuk membangun komunikaasi yang baik dalam menerima pesan dan informasi yang dibutuhkan. Kontak sosial terjadi bukan hanya pada manusia melainkan juga pada alam, sebab kontak sosial merupakan perilaku hidup manusia dalam kepedulian tehadap lingkungannya bersama alam dengan situasi dan kondisi apa pun. Adanya sikap kontak sosial merupakan bukti terhadap karakter manusia yang peka terhadap sesama, karena saling membutuhkan dan saling mendukung anatara satu sama yang lainnya, sebab sebagai makhluk sosial memang harus peka tehadap sesama dalam kontak sosial. 

Ketika kontak sosial itu telah melekat pada diri manusia dan menjadi karakter yang kuat, maka kontak budaya atau (culture of contact) juga merupakan representasi dari kontak sosial yang telah berevolusi dan berkembang menjadi kontak budaya sebagai bentuk kebiasan-kebiasan, peradaban, dan kemajuan hidup manusia serta sebagi makhluk sosial yang mengimplementasikan perilaku kontak sosial. Kontak budaya juga perlu dipahami dan dimengerti, agar dapat menyesuaikan diri terhadap budaya yang ada untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Apalagi di era globalisasi ini, semua ruang tebuka luas dan salah satunya ialah kebudayaan-kebudayaan seperti, budaya timur, budaya barat ,dan budaya amerika atau budaya yang datang dari benua asia, benua eropa, benua amerika, dan benua australia.

Kontak budaya merupakan perilaku manusia yang harus ditanamkan, bukan berarti dengan perilaku kontak budaya akan melupakan karaakter budayanya sendiri, melainkan kontak budaya ialah bentuk dari pemahaman budaya yang asing, berbeda, dan unik menjadi suatu pengetahuan kebudayaan agar mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan bermasyarakat seingga mampu beradapatsi dengan situasi dan kondisi apa pun. Jika kontak sosial dan kontak budaya menyatu dalam diri kita, maka perdamaian yang mutlak lah jaminan hidupnya, kesejahetraan hidup lah yang didapatkannya, serta kebersamaan hidup lah sebagai bentuk solidaritasnya. Sebab, kontak budaya juga merupakan sikap “filterisasasi budaya” atau penyaringan budaya dalam memahami nilai-nilai baik dan buruknya dan sebagai pertimbangan dalam mengadaptaasinya dengan kebudayaan tersendiri dan untuk mengembangkan suatu peradaban. Korelasi antara kontak sosial dengan kontak budaya memang sangat erat kaintannya, sebab kontak budaya merupakan bagian dari kontak sosial dalam tahapan awalnya.  Pada dasarnya manusia itu berinteraksi melalui kontak sosial, bisa dengan sapaan, senyuman, tatapan, obrolan, komentar, komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung baik di dunia nyata mau pun di dunia maya. Pada esensinya kontak budaya juga meupakan representasi dari kontak sosial sebagai bentuk komunikasi secara kebiasaaan yang telah menjadi suatu budaya, sehingga kontak budaya merupakan cara termudah untuk dapat menyatukannya.

Bahagia Dunia Dan Akhirat


Oleh : Al Azzad 

Sukses dan bahagia di dunia dan di akhirat adalah impian kaum muslimin yang beriman terhadap inklusivitas akhir kehidupan dari tahun ke tahun. Kita menyadari bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara sebagai proses amal yang kita lakukan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Namun, butuh bantuan untuk dunia yang diperlukan untuk menunjang kehidupan dalam aspek sosial dan aspek agama. Kehidupan di dunia yang kita jalani merupakan bentuk penghambaan diri kita kepada Allah Swt. Dengan demikian kita akan menghasilkan konsep sukses "Mujahadah, Muroqobah dan Muhasabah". Kesuksesan hidup dengan menerapkan konsep mujahadah senatiasa bersungguh-sungguh dalam bekerja, beribadah, dan alter. Agar mencapai tingkat suskes, mujahadah harus kita tanamkan dalam diri kita agar jiwa yang penuh semangat dan tahan semangat kejahilan. Bersungguh-sungguh merupakan pondasi dasar yang menjadi niat utama untuk dilakukan. Orang yang menerapkan konsep mujahadah akan berbeda dengan orang yang hanya bersungguh-sungguh pada orientasi materialistik semata. Karena ia melakukannya bukan hanya karena keterpaksaan dunia di mana kesadaran akan akhirat. Muroqobah adalah konsep setelah melakukan mujahadah. Muroqobah akan membentuk diri kita semkain kuat dan dekat pada yang hakikat yaitu Allah Swt. Pendekatan kita kepada Allah tidak hanya sebatas dari ritual ibadah semata, keleluasaan hidup akan bermuamalah terhadap tanggung jawab sosial bermasyarakat akal. Orang yang sudah menerapkan konsep muroqobah tidak lagi melihat dunia sebagai surga dengan segala kesenangan, sekaligus melihat dunia sebagai ladang amal yang mengelola dan mengembangkan untuk kehidupan akhirat kelak. Jika konsep muroqobah akan menghubungkan kita dengan nikmat dan nyaman dalam suasana kehidupan yang penuh spritualitas. Muhasabah adalah konsep akhir dari dunia di akhirat. Dengan muhasabah ini, seseorang akan senantiasa menyadari dan menghitung juga kekhilafan yang selama ini telah dilakukan. Semakin banyak bermuhasabah akan semakin meningkatkan energi postif dalam mewujudkannya dan perbaikan dalam beramal dan beribadah.

Setelah kita sadar akan kesuksesan di dunia dan di akhirat, maka kita harus melakukan hal-hal yang akan terjadi di dunia dan di akhirat. Dalam kebahagiaan ada beberapa perilaku yang harus kita sadari yaitu mencatat dengan kebahagiaan itu sendiri. Di dalam konsep kebahagiaan kita harus memahaminya dengan “Membantu, Memberi dan Menyelamatkan” membantu merupakan tanggung jawab dari sesama muslim untuk saling tolong-menolong baik dalam keadaan lapang maupun susah. Akan ada kepuasan batin yang membuat kita bahagia jika telah membantu orang lain baik membantu pekerjaannya, masalahnya dan perkembangannya. Hal yang mudah untuk kita lakukan, karena kita sering menggunakan kata-kata yang lebih tinggi untuk memungkinkan kita yang selalu dan kesulitan mendapatkan bantuan. Sebab, pasti orang yang sudah dibantu dan terbatu akan merasakan bahagia yang begitu lepas dan luar biasa. Maka bantulah semampunya dan dilakukanlah sebisanya, karena dengan membnatu akan memberikan kebuasan secara pribadi maupun secara luas pada orang yang telah mendapat bantuan tersebut. Memberi juga merupakan bentuk untuk melakukan ke baris serta garis yang baik dari segi duniawi maupun ukhrawi. Memberi tdiak harus memilih materi juga bisa dalam hal ilmu, tenaga, pikiran dan senyuman. Banyak hal yang bisa kita beri kepada orang lain. Jangan menunggu kompilasi kaya, kompilasi hebat, sukses, kompilasi besar dan kompilasi lapang. Bantulah menyusun berkesempatan menjadi sebuah gaya hidup untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Dan selanjutnya adalah menyelamatkan yang merupakan bentuk kebahagiaan kita. Betapa besar bahagia orang-orang yang mendukung kita elamatkan kehidupannya baik dari segi soisal, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan agama. Banyak manfaat yang kita rasakan untuk itu semua. Maka selamatlah sesorang baik itu hartanya, jiwanya, raganya, dan apapun yang itu lalu nikmati dalam mencapai kebahagiaan.

Pelajaran yang digunakan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat adlah dengan proses dan tahapan yang menjadi amalan dan ibadah kita sebagai wujud peningkatan dan wujud penghambuan diri kita untuk menyanyikan Illahi Rabbiy. Sukses dan bahagia adalah pilihan dan usaha, maka pilihlah hal itu sebelum pilihan itu tidak lagi memberi ruang dan kesempatan bagimu karena keterbatasanmu yang hanya memiliki waktu yang singkat dalam kehidupan di dunia ini.

Sabtu, 16 Juni 2018

Menjemput Rezeki Halalan Thoyyiban


Oleh : Al Azzad 

Sudah seharusnya kita berusaha dan bekerja untuk mencari hidup dan kehidupan yang layak serta dalam jalan syariat. Mencari rezeki halalan thoyyiban adalah jalan hidup serta cara hidup seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Jangan sampai kita tergoda oleh keindahan dan kenikmatan dunia yang begitu besar mempengaruhi cara hidup kita untuk mencari rezeki, sebab akan banyak pengaruh dan godaannya. Biar sedikit yang penting halalan thoyyiban dan berkah daripada banyak tapi tidak jelas atau justru hasil yang haram lagi mengharamkan. Namun bukanlah merupkan keinginan dan usaha kita bila hanya mencari rezeki seadanya, karena kita diperintahkan untuk bekerja keras, bekerja ikhlas, bekerja cerdas, bekerja tuntas dan bekerja spritualitas. Semua itu adalah metode untuk mencapai dan mendapatkan rezeki yang halalan thoyyiban. Kita harus meningglakan pemahaman yang selama ini mendasar yakni hanya mencari rezeki yang halal, namun juga mencari rezeki yang halalan thoyyiban. Karena rezeki halal begitu luas dan banyak, tapi belum tentu memiliki nilai dan unsur kebaikan atau thoyyiban.
Ketika kita sudah berusaha semaksimalkan mungkin dalam mencari frezeki yang halal, maka harus kita tingkatkan lagi untuk mencari rezeki yang juga thoyyiban. Agar kehidupan kita tgerhindar dari segala fitnah, marahbahaya, bala dan kezoliman. Nikmat yang diberikan Allah kepada kita tak  akan pernah terhitung dan dijumlahkan apalagi dikalkulasikan. Karena bagi yang bersyukur atas nikmat Allah maka akan ditambahkan nikmat atas rezeki itu, dan bagi yang kufur atas nikmat Allah maka azabnhya sangat pedih. Ada kunci sukses untuk mencari rezeki yang halal thoyyiban yakni dengan SMS (Sabar Menjadi Syukur), BBM (Berdoa, Beramal, Mandiri), dan IG (Ikhtiarnya Giat). Segala apa yang kita usahakan akan menjadi mudah, berkah dan penuh anugerah dari yang Maha Pemberi Rezeki. Dengan menjalani kunci sukses tersebut, segala apa yang sudah kita usahakan untuk mencari dan menjemput rezeki yang halalan thoyyiban maka dengan izin Allah Swt akan dapat dimudahkan.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu kita perhatiakn agar jalan rezeki kita mudah dan lancar mengalir bagaikan air sungai yang terus mengalir dan tiada habisnya.dengan rumus kalimat SUPER POWER yakni “Sedekahlah Untuk Pemberi Energi Rezeki dan Pertolongan Oranglah Wujud Energi Rezeki”. Maksud dari kalimat energy rezeki ialah segala sesuatu yang akan kita cari dan jemput yang merupakan usaha kita dalam bekerja yakni dengan kita bersedekah akan terus menambahkan energy rezeki kita yang akan kita cari dan jemput. Energy rezeki inilah yang akan terus mengalirkan hasil kenikmatan yang Allah berikan kepad akita begitu banyak tanpa henti dan terputus. Semakin sering kita bersedekah maka semakin penuh dan besar pula energy rezeki kita yang akan terus mengalir dan kita dapatkan. Sebab, tidak ada yang namanya rezeki turun dari langit begitu saja terhadap umat manusia yang penuh khilaf apalagi rezeki yang datang tanpa usaha serta tanpa injeksi yang harus kita lakukan terlebih dahulu. Maka kita harus tingkatkan energy rezeki kita yang salah satunya adalah dengan sedekah, dengan berdoa, dengan ibadah, dengan menjaga etika, serta dengan jalan dakwah. 
Rezeki yang halal lagi baik itu yang akan menyelematkan kita nantinya dalam perhitungan amal sewaktu akan dihisab. Jikalau kita masih belum mampu mencari dan menjemput rezeki yang halaln thoyyiban dengan jumlah yang  besar dan banyak dari segi hitungan serta ukuran manusia yang hubbud dunya, maka carilah dari segi manusia yang hidup berdasarkan orientasi kehidupan hakikat. Jangan sampai kita lelah melangkah dalam menjemput rezeki, perbanyak doa dengan usaha, agar rezeki yang jauh segera didekatkan, rezeki yang sempit segera dilapangkan, rezeki yang haram segera disucikan, rezeki yang kotor segera dibersihkan, rezeki diatas segera diturunkan, dan rezeki yang tertanam segera dikeluarkan. Karena kesadaran kita terhadap mencari rezeki yang halalan thoyyiban merupakan prinsip kita sebagai pemahaman yang menerapkan konsep energy rezeki yang terus mengalir dalam kehidupan kita di dunia untuk menunjang kehidupan di akhirat.

Antara Qada Dan Qadar


Oleh : Al Azzad 

Ketetapan Allah yang termasuk dalam konteks qada dan qadar adalah berkaitan dengan ketetapan baik dan ketetapan buruk pada kehidupan manusia. Allah sebagai sang Khaliq atau Maha Pencipta manusia telah menggariskan segala urusan dan perjalanan hidup manusia. Takdir Allah merupakan syari’at Islam yang wajib diimani sebagai bentuk rukun iman yang ke enam dalam Islam. Makna qada ialah bukan semata terhadap takdir atau nasib yang selalu menjadi pandangan dasar manusia akan melihat kehendak Allah, melainkan hal tersebut adalah sebuah keadaaan terhadap ketetapan baik atau takdir baik yang dialami oleh manusia. Qada itu selalu datang dengan sebuah kebaikan dan keberkahan hidup yang selalu berada pada garis kebenaran dan garis positif yakni kabar gembira. Pada dasarnya manusia itu selalu mendapatkan qada dari Allah berupa kenikmatan, kemudahan dan keberkahan. Mesi banyak yang berpandangan bahwa semua itu adalah bentuk dari takdir atau nasib manusia, ada yang bernasib baik dan ada yang bernasib buruk.

Secara hakikat, qada dapat ditemukan dan dirasakan oleh kita semua dari hal kecil sampai pada hal yang besar yang menyangkut dalam kehidupan kita. Hanya saja ada yang menyadari dan adapula yang tidak menyadari, ada yang mensyukuri adapula yang mengingkari, dan ada juga yang menikmati namun adapula yang tidak rela hingga tak mampu untuk menikmatinya. Manusia itu secara konsep dasar manusia, lebih mementingkan akan kebutuhan hidup dan keinginan hidupnya. Sehingga lebih suka melihat secara realistis terhdap sesuatu yang bisa dirasakan secara nyata dengan sikap materialistik. Qada yang sudah kita dapatkan yang mulanya jarak begitu dekat dan bahkan begitu melekat pada hidup kita, kini justru menjadi jauh dan menjauh dalam hidup kita dan pada akhirnya menganggap bahwa kita selalu mendapatkan qadar atau nasib buruknya. Maka qada itu akan selalu ada dirasakan oleh kita yang teruji akan kualitas keimanan, ketakwaan, keikhlasan, kesabaran dan keistiqomahaan kita.

Dibalik qada yang kita dapatkan, aka nada pula qadarnya yang merupakan ketetapan buruk atau takdir buruk yang kita rasakan dan dapatkan. Hal tersebut ialah karena lalainya kita sebagai manusia yang justru lebih didominasi oleh sifat manusia kebinatangan ketimbang dengan sifat yang didominasi manusia itu sendiri sebagai manusia yang berakal dan cerdas. Kita selalu merasa bhawa hidup ini terlalu banyak fenomena qadar terhadap aktifas kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita menjadi hamba yang kurang bersyukur, kurang bertafakkur, dan kurang teratur dalam menjalani hidup sesuai dengan syari’at Islam.

Itulah kenapa qada dan qadar itu selalu kaitannya dengan pengaruh kuasa manusia dan Allah. Qada bisa menjadi kuasa manusia ketika telah memilih jalan hidupnya dan hasil akhirnya ialah Allah yang akan memutuskannya sebagai Hakim Tertinggi. Begitupula dengan qadar manusia memiliki kuasa dalam memilih aturan hidup hingga ia akan memutuskan kehidupannya ke arah yang maksiat, mudhorot, dan kelalaian lainnya. Setiap qada dan qadar selalu ada pahala dan dosa, selalu ada surga dan neraka, selalu ada berkah dan musibah, dan selalu ada nikmat dan maksiat, serta selalu ada manfaat dan mudarat. Jangan sampai salah mengartikan qada dan qadar dalam menjalani hidup ini, sebab kuasa terhadap pilihan berhak sebagai rencana hidup kita dan Allah akan memutuskannya.

Jumat, 15 Juni 2018

Konsepsi Tentang Smart Parenting


Oleh : Al Azzad 

Orang tua adalah aktor utama dalam mendidik anak agar bertumbuh hingga dewasa dengan pendidikan ataupun dengan pembelajaran. Orang tua juga merupakan sekolah pertama dari seorang anak untuk bisa belajar dari segi karakter dan kebiasaan hidup dalam sehari-hari. Segala gerak dan gerik kita pasti akan selalu diperhatikan dan ditirukan oleh buah hati kita. Maka sangat penting pula melihat latar belakang orang tua yang dulunya juga pernah menjadi dan merasakan sebagai seorang anak yang akan tumbuh dan dewasa. Keseharian kita saat di kala masa kanak-kanak atau masih kecil kita juga melihat perilaku orang tua dan juga belajar dari lingkungan sekitarnya. Kehidupan yang kita jalani dari kecil sampai dewasa adalah sejarah hidup yang telah kita lalui untuk menciptakan suasana dan keadaan yang begitu indah. Namun tantangannya saat ini adalah ketika seorang anak sudah memasuki dunia dan zaman yang sangat serta begitu jauh dari masa kehidupan orang tuanya. Sehingga orang tua kesulitan dalam mengawasi dan mengontrol aktivitas dan perilaku anaknya. Anak zaman sekarang ini atau yang disebut dengan anak kekinian pola pikir dan pola belajarnya berbeda jauh pada anak yang dulu atau generasi terdahulu. Maka konsep dari “SMART PARENTING” adalah pola mendidik anak yang diterapkan oleh orang tua dengan memahami segala proses pembelajaran yang disesuaikan dengan suasan maupun keadaan yang lebih dinamis, sehingga orang tua dituntut harus cerdas dan berkarakter dalam mendidik anak yang semakin hari semakin mudah berdaptasi untuk membentuk karakternya dengan segala akses yang mereka rasakan. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anaknya yakni : 1) Care yaitu sikap peduli seorang ayah dan ibu terhdap anaknya meskipiun kesibukan atau aktivitas lainnya sehingga kurangnya perhatian terhadap anaknya sendiri. 2) Protect yaitu sikap melindungi anaknya dari bahaya apapun atau dari kondisi apapun baik itu dalam perilaku anak yang bersalah sekalipun harus mampu melindunginya agar tidak merasa dicampakkan, dibuang, disakiti sebagi anaknya sendiri. 3) Respons yaitu orang tua harus cepat dan sigap merespons apapun yang ditanyakan maupun yang dibicarakan anak kepada kita, meskipun kita masih belum mengerti atau tidak tahu. Sebab, dengan kita merespon apa yang menjadi keluh kesah mereka atau curahan hati mereka harus direspon dengan baik. 4) Advice yaitu menasehati dengan baik dalam artian menasehatinya dengan bentuk semangat serta membangun kemabali gelora anak dalam beraktivitas agar selalu kreatif, inovatif, pro aktif, progresif dan kontributif. Nasehat yang terbaik adalah nasehat yang santun dan tidak memvonis apalagi nasehat yang tidak diberikan contoh, sebab nasehat adalah kondisi dan keadaan anak yang paling sulit diterima ketika berkomunikasi kepada orang tua yang dikarenakan dengan nasehat seorang anak tersebut selalu terlihat salah dan tidak pernah benar. Sehingga kondisi anak bisa menjadi down, patah semangat dan tidak menghargai orang tuanya sendiri. 5) Lovely yaitu sikap cinta, kasih dan saying orang tua terhadap memang harus selalu terlihat dan diwujudkan, agar anak merasa nyaman, aman, dan tenang berada dengan orang tuanya sendiri. Hanya saja jangan sampai hal ini begitu berlebihan apalagi sampai membuat anak terlalu nyaman sehingga menjadi pribadi yang manja, cengneng, pecundang, arogan, egois dan bahkan menjadi nakal yang brandal atau nakal yang sudah terlalu berlebihan kelewat batas.

Maka sebagai orang tua juga harus cerdas dalam menyikapi anaknya untuk mendidik agar menjadi anak yang membanggakan dengan prestasinya, produktivitasnya, profesionalitasnya, kemampuannya, dan potensinya. Sudah seharusnya orang tua juga memperhatikan dirinya untuk menghadapi anaknya kelak dengan modal belajar serta wawasan maupun ilmu pengetahuan dalam menghadapi anaknya di masa depan yang sudah jauh berbeda zamannya dan tantangannya disaat orang tua dulu pernah menjadi anak dan merasakan ketika masih kecil. Hal ini bisa dilakukan dengan metode yang cukup sederhana yakni dengan permainan kecil terhadap anak, sesekali orang tua harus mengenalkan masa bahagianya di saat kecil saat bermain ataupun menghabiskan waktu kecilnya dengan bermain, bernyanyi, bercanda dan tawa kepada ankanya agar si anak bisa belajar juga bagaimana ayah dan ibunya bermain. Secara edukatif anak akan terdorong dan menumbuhkan rasa penasaran serta emosionalnya terhadap orang tuanya yang mungkin tidak pernah dirasakannya saat bermain bersama teman-temannya seusia dengannya dan satu zaman perkembangan. Itulah kenapa orang tua yang menerapkan smart parenting akan menjadi ayah dan ibu yang kharismatik, demokratis, solutif, konstruktif dan partisipatif.

Kisah Kesuksesan Nabi Ibrahim


Oleh : Al Azzad 

Sejarah perjalanan hidup Nabi Ibrahim begitu kompleksitas pada masanya, dari berbagai hal kehidupan termasuk dalam aspek sosial, agama, budaya dan kepemimpinan. Ayah Nabi Ibrahim bernama Azaar yang berprofesi sebagai pembuat, pemahat, pencipta, dan penjual patung yang menjadi sesmbahan masyarakat pada saat itu sebagai Tuhan yang mereka sembah. Nabi Ibrahim termasuk anak yang cerdas dan kritis yang sudah berpikir tentang Ketuhanan terhadap ayahnya sendiri. Apalagi ayahnya seorang pembuat patung Tuhan yang disembah oleh orang lain. Amilah adalah ibu dari Nabi Ibrahim yang sangat dekat kepadanya. Sedangkan Nabi Ibrahim memiliki dua saudara lainnya atau ternasuk tiga bersaudara yakni Haran, Nahor dan Ibrahim. Semasa kecil Nabi Ibrahim suka sekali bermain di tempat kerja ayahnya dan suka menunggangi patung yang berbentuk hewan yakni patung Mardukh, sehingga Azaar ayahnya melihat dan sangat marah besar kepadanya saat itu yang dikarenakan Tuhannya sedang dipermainkan oleh anaknya sendiri. Nabi Ibrahim termasuk disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Qur’an jauh lebih banyak ketimbang Nabi Muhammad yang hanya sebanyak 4 kali. Itulah kenapa Nabi Ibrahim sebagai bapak monoteis atau bapak pelopor yang meyakinkan Tauhid atau tentang keesaan Alllah sebagai Tuhan yang sesungguhnya. Yahudi dan Nasrani menyebutnya sebagai Abraham dan Hindu menyebutnya sebagai Brahmana. Adapun gelar yang dijuluki dan melekat pada Nabi Ibrahim ialah Abul Anbiya (Bapak Para Nabi), Ulul Azmi (Nabi yang paling sabar dan istiqomah), dan Khalilul Rahman (Kekasih Allah). Nabi Ibrahim sudah menyadari hidupnya ialah untuk menjadi pemimpin atau Imam bagi seluruh manusia. Hal itu didapatkan melalui perintah dan larangan Allah terhadapnya dari beberapa dialog serta mukjizat yang dimilikinya. Pada usianya yang masih kecil, Nabi Ibrahim termasuk anak yang menjadi penghibur bagi orang tuanya dan mulai menjadi seorang anak yang dewasa yang juga justru selalu berbeda pandangan terhadap ayahnya sendiri mengenai konsep Ketuhanan yang selama ini diyakini. Kisahnya yang dulu menghancurkan beberapa patung sebagai Tuhan yang disembah dan menyisakan satu patun g yang paling besar dengan mengalungkan kapak di leher patung tersebut. Lantas pada saat itu juga Raja Namrud murka dan geram pada Nabi Ibrahim yang diketahui oleh bala tentaranya karena ternya Nabi Ibrahim lah pelakunya yang telah menghancurkan Tuhan mereka. Maka Nabi Ibrahim pun dibakar dengan bara api yang sangat besar, namun  dengan mukjizat yang dimilikinya dari Allah maka selamatlah dari panasnya api yang membakar dan Nabi Ibrahim pun tidak terbakar oleh api. Saat itulah banyak yang menyaksikan fenomena tersebut sehingga memunculkan dua kubu yakni kubu yang semkain membenci dan kubu yang semkain percaya dan mendekat pada Nabi Ibrahim. Mukjizat lainnya ialah seperti melihat burung yang mati kemudian kembali menjadi hidup karena kuasa Allah untuk membuktikannya kepada Nbai Ibrahim arti Tauhid dan arti Tuhan Yang Maha Esa. Ibrahim memiliki dua istri yang pertama adalah sarah dan setelah itu menikah dengan Siti Hajar karena menghasilkan keturunan maka perceraian pun terjadi. Sebab Siti Hajar adalah budak dari sarah. Siti hajar melahirkan Nabi Ismail sedangkan selang beberapa waktu sarah pun lahir melahirkan Nabi Ishaq. Saudara pertamanya Nabi Ibrahim yakni Haran memiliki anak yang bernama Nabi Luth. Sedangkan Nabi Yakud adalah cucu dari Nabi Ibrahim. Kesuksesan nabi Ibrahim sangat kompleks termasuk yang pertama adalah hidayah kebenaran, Aplikasi yang sangat sempurna terhdap konsep Ketuhanan dan membangun keluarga yang sangat bahagia. Sebab arti dari Nabi Ibrahim sendiri secara harfiah adalah Bapak Penyayang. Dari kecil, remaja bahkan dewasa terlihat bahwa kecerdasan dan kesuksesan Nabi Ibrahim membangun dari lingkungan keluarganya sampai masyarakat sangat religius dengan nilai-nilai konsep tauhid ketuhanan.

Kamis, 14 Juni 2018

Model Kepemimpinan Yang Islami


Oleh : Al Azzad 

Menjadi pemimpin yang islami berdasarkan aspek agama dalam memimpin suatu negara atau wilayah tertentu, maka penanaman pondasi dasarnya ialah menjadi pemimpin yang memiliki semangat spritualitas dan religiusitasnya yang sangat tinggi. Kepemimpinan yang islami bukan berarti hanya memahami agama islam sebagai satu-satunya jalan dalam menerapkan kepemimpinan, melainkan memahami secara totalitas dalam hal kepemimpinan tersebut. Ada beberapa metode untuk menjadi seorang pemimpin yang sudah diajarkan oleh Rasul Saw. Sebab tugas utama manusia di muka bumi ini menjadi seorang khalifah yang akan menjaga, melindungi, dan mengelola kehidupan. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi pergeseran makna pemimpin Islam.

Dengan metode SIFAT yakni Siddiq, Ikhlas, Fatonah, Amanah dan Tabligh. Penambahan metode dalam kata ikhlas ialah bentuk interpretasi dalam memhami pemimpin yang islami berdasarkan dari segi konsep dari generasi qur’ani dan generasi rabbani. Bahwa seorang pemimpin yang islami itu harus benar perkataanya, terjaga lisannya, dan retorikanya sangat luas dalam memahami segala konteks dengan analisis yang sangat mendalam. Ikhlas menjadi pondasi dasarnya, agar ketika menjadi pemimpin bukan semata untuk mencari kepentingan, kekuasaan, dan kebanggan dalam memimpin. Ikhlas juga akan memupuk sikap humanitas, progesivitas, dan kerativitas seorang pemimpin. Cerdas juga merupakan ciri dan cara seorang pemimpin yang islami dalam membaca situasi dan keadaanya terkait problematika dan persoalan yang besifat kontroversi dan konfrontasi. Kepercayaan atau orang yang dipercaya sebagai pemimpin yang diamanahi dalam mengurus segala aspek kehidupan dari berbagai sector baik itu ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya. Jangan sampai pemimpin yang mengkhianati rakyatnya dan mengkhianati dirinya sendiri. Kepercayaan itu adalah sebuah mutiara dalam kehidupan yang harus dijaga dan terjaga, jangan sampai mutiara itu hilang hanya karen keserakahan dan keotoriteran pemimpin yang bukan lagi beralasan untuk mengatakan khilaf, manusiawi, lalai dan salah. Dan yang selanjutnya adalah seorang pemimpin yang islami senantiasa tabligh dalam menyampaikan kebenaran dan keadilan. Sebab sebagai seorang pemimpin memiliki besar tanggung jawabnya yang bukan hanya sebatas bertanggung jawab dalam urusan tertentu tapi harus secara kompleks dalam menerima konsekuensinya sebagai pemimpin yang bertanggung jawab. Maka komitmen, konsisten, dan konsekuen harus dipegang oleh seorang pemimpin. Bersikap inklusif, progreasif, kreatif, inovatif, produktif, solutif, dan inspiratif.

Wanita Yang Dirindukan Surga


Oleh : Al Azzad 

Manusia diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Hal tersebut adalah untuk saling ta’aruf dan bisa mengikuti sunnah Rasul yakni menikah sebagai pasangan yang halal sesuai dengan syariat Islam tentunya. Dalam hal ini lebih membahas terhdapa posisi dan kehadiran wanita sebagai makhluk yang sangat rentan dan cendrung lebih menggunakan perasaan sebagai kekuatan dalam menyikapi segala persoalan. Perasaan ini lebih didominasi oleh hati sebagai bentuk intuitif dalam memutuskan perkara ataupun pilihan yang berkaitan dengan fenomena kehidupan yang dijalani serta dihadapi. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa wanita adalah jumlah terbanyak dalam neraka, namun wanita juga memiliki kemudahan utama dalam memasuki surga sebagai tempat kehidupan yang hakiki. Islam memandang wanita itu bukan sebagai makhluk rendahan, melainkan memuliakan para wanita yang menjadi insan pembawa rahmat dalam bentuk regenerasi terhadap perkembangan manusia.

Banyak sejarah yang bisa dilihat dari perjuangan Khadijah, Hindun, Aisyah, Fatimah, Rabiatul Adawiyyah dan sebagainya. Para wanita yang begitu istiqomah, sabar, dan ikhlas dalam menjalani hidup serta menjadikan mereka sebagai calon penghuni surga kelak. Peran dan posisi wanita dalam Islam bukan sebatas pembantu dalama rumah tangga, sebab hal itu juga idealnya para lelaki pun harus melakukannya demi keharmonisan dalam berumah tangga. Melainkan wanita merupakan Ibu sebagai sekolah pertama bagi buah hatinya yang akan mengajarkan banyak hal baik itu ilmu horizontal maupun ilmu vertikal.

Wanita yang dirindukan surga adalah wanita yang taat pada imamnya dalam kebaikan, senantiasa meminta izin atau persetujuan dari imamnya ketika melakukan aktivitas di luar rumah. Tanggung jawab dalam tugasnya sebagai seorang wanita baik sekaligus menjadi seorang ibu, sebagai wanita karir atau bahwa seorang wanita yang memiliki posisi administratif dalam sebuah lembaga. Hak dan kewajiban seorang wanita dalam perspektif Islam jauh lebih kompleks tidak hanya sebatas dalam pembahasan gender ataupun emansipasi, melainkan secara totalitas dan komplesitas pun dibahas dalam kewanitaan atau kemuslimahan di dalam Islam.

Menjaga marwah atau harga dirinya sebagai seorang wanita muslimah, menjaga aib keluarganya, menjaga harta sebagai amanah dari imamnya, dan menjaga buah hatinya yang merupakan tanggung jawab dan tugasnya seorang wanita yang senantiasa dirindukan surga. Menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan, tarbiyah terhadap buah hati, dakwah terhadap lingkungan sekitar, serta berupaya pula dalam menegakkan agama Allah. Tidak ghibah atau menggunjing, tidak bermusuhan, apalagi bersifat israf atau berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya.

Rabu, 13 Juni 2018

Spirit Dakwah Rasul Saw


Oleh : Al Azzad 

Spirit dakwah Rasul merupakan bentuk sinergitas terhadap semua elemen dalam mengembangkan misi dakwahnya untuk menyebarkan agama Islam agar mengatur segala peroslan kehidupan yang sesuait dengan syariat. Jika melihat rekam jejaknya dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, muda, dewasa dan sampai pada usianya yang lanjut semua sangat bermakna dari segi spirit dakwahnya. Tidak pernah terlepas, terputus dan terhenti spirit dakwah Rasul Saw. Segala ujian, cobaan dan rintangan dilalui satu per satu dengan kedamaian seperi makna Islam secara hafiah yakni damai, aman, sentosa, tentram, selamat dan sejahtera. Itulah sebenarnya makna Islam secara mendasar yang seharusnya mampu dipahami oleh umat mulimin pada umumnya.

Ada beberapa strategi dakwah yang dilakukan dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan hingga sampai pada wilayah penguasa dalam memipin pun masuk di dalamnya untuk mengatur kehidupan yang masuk dalam bentuk ranah kebijakan dan kepemimpinan. Masa kecil dan remajanya sudah mendapat julukan sebagai Al-Amin, Al-Ifah dan Amanah. Sebagai remaja yang sangat jujur baik dalam perkataan maupun dalam aktifitas hidupnya sehari-hari tak pernah lepas dari yang namanya integtitas terhadap kejujuran. Sebab, sifat jujur itu bukan persoalan mudah itu merupakan bentuk karakter bila semenjak kecil sudah ditanamkan kejujuran maka sampai dewasa pun akan melekat karakter tersebut dan itu terbukti di dalam diri Rasul Saw. Kemudian bergelar Al-Iffah maksudnya adalah sikap dan perilakunya tergaja dari lingkungan sekitarnya yang sangat mendominasi tradisi-tradisi dan kegiatan yang jauh dari agama dan kebaikan. Tidak seperti masyarakat pada umumnya yang suka berfoya-foya, mabuk-mabukan dan judi muapun sebagainya. Sikap al-iffah ini akan menjadikan karakter kuat bagi seorang pemimpin khususnya adalah yang memiliki spirit dakwah Rasul Saw. Amanah juga merupakan sifat yang baik untuk menjadikan sesorang sebagai pemimpin yang bertanggung jawab. Dapat dipercaya dan dipercayakan oleh masyarakat dalam hal apapun baik itu dalam menjaga harta, menjaga rahasia, menjaga janji, menjaga tugas dan menjaga dalam persoalan maslahat maupun individu.

Spirit dakwah Rasul yang bisa dipetik ialah mengenai kebijaksanaan sebagai pemimpin yang arif, istiqomah dalam hal apapun, memiliki kepedulian sosial yang sudah jauh dari moralitas, memperhatikan orang-orang yang wajib mendapatkan haknya dalam asnaf, peka terhadap isu yang terjadi di masyarakat, menjadi seorang yang sangat solutif, tidak membeda-bedakan orang pendatang dan pribumi, mampu menyelesaikan perkara yang sangat rentan konflik, memahami strategi politik dalam ranah kekauasaan pada perluasan wilayah, melindungi keluarga dari segala marahbahaya, dan senantiasa menjadi pemimpin yang memahami segala perosalan kompleksitas.

Mabrur Sebelum Ke Baitullah


Oleh: Al Azzad 

Salah satu rukun Islam yang merupakan praktik ibadah yang dapat digunakan sebagai bentuk kesempurnaanya dalam Islam yang berikhtiar untuk meningkatkan kualitas iman dan takwanya. Setiap manusia pasti memiliki keinginan dan harapan akan ibadah haji dan umrah ke tanah suci. Besarnya hasrat untuk meningkatkan kualitas ibadah dengan niat ingin pergi ke baitullah adalah merupakan jihad dan jalan dakwah terhadap sesuatu yang ingin dicapai dalam perjalanan yang cukup jauh dan panjang. Bersyukur bagi yang telah menemukan rukun islam yang lima yang telah tergerak dan terpanggilkan ke baitullah, atau yang sudah berkali-kali kali pelaksanaan ibadah haji tersebut.

Keinginan memperoleh predikat sebagai Haji Mabrur artinya menjadi haji yang sempurna, soleh, berkah, diterima, penuh anugerah, semakin berkualitas iman dan takwa, menjadi orang yang sangat ikhlas, memiliki kepedulian yang besar dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Haji abadi bentuk wisata hasrat dalam konteks keingina dan kebutuhan semata, dan haji adalah wisata hati atau wisata spritualitas yang semakin mendalam dan menjiwai makna semangat religuisitas dan ritualitasnya. Memenuhi hal-hal yang sangat wajar untuk mabrur setelah dilakukan haji dan umrah bagi yang sudah memiliki kesempatan untuk menunuaikannya.

Namun, istilah mabrur sebelum ke baitullah adalah salah satu proses yang luar biasa bentuk amal perbuatan yang dijalankan dengan baik meskipun sebelum menunaikannya. Mabrur sebelum ke baitullah merupakan kondisi persiapan yang akan menjadi bekal perjalanan ke Rumah Allah, sehingga perlu syarat untuk melakukan itu. Persiapan bukan hanya untuk administratifnya ada lebih banyak lagi untuk lebih dari satu tujuan bahkan untuk memperbaiki atau memulihkan diri yang begiti israf dan berlebihan. Karena akan muncul pula ujub, riya, bangga, israf, takabbur dan gila, ketika telah selesai melaksanakan ibadah haji dan umrah tersebut. Hal yang seperti inilah yang harus dihindari dan diturunkan agar mendapat gelar mabrur pula sebelum ke baitullah.

Kategori mabrur pada hakikatnya ada beberapa tahapan yaitu, mabrur pra haji, mabrur proses haji, dan mabrur pasca haji. Bagi orang yang sudah memantapkan dirinya dengan berujud untuk melaksanakan haji dan umrah, maka sudah mulai terjadi hal-hal yang dimulai dari mabrur pra haji yang mempersiapkan dan melatih mental serta fisik yang berhubungan dengan ritualitas ibadah dan bentuk ritualitas sosial yang seimbang. Kemudian mabrur dalam proses haji yaitu dalam melaksanakan haji yang sedang berlangsung tidak menjadikan dirinya sebagai overprayer atau pribadi yang ego dalam melaksanakan ibadah haji tak peduli, saling sikut, saling senggol dan sebagainya yang merupakan kasus yang sering terjadi di mekkah dan Madinah. Dan terakhir adalah mabrur pasca haji yang merupakan gelar yang akan terus melekat pada diri seseorang yang telah usai dan pernah mengalaminya. Maka tantangan terbesarnya adalah menjaga gelarnya sebagai manusia yang taat dan sebenarnya mabrur dalam ibadah haji dan umrahnya.

Selasa, 12 Juni 2018

Al-Qur'an Pedoman Hidup Manusia


Oleh : Al Azzad 

Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia dan khususnya diyakini oleh umat muslim sebagai kitab suci yang mengatur segala tatanan kehidupan serta menjadi pedoman bagi manusia pada umumnya untuk mengambil hikmah di dalamnya. Segala sumber ilmu pengetahuan dan kemajuan yang diciptakan manusia di dunia ini, tercantum di dalam Al-Qur’an yang sebagain besar kita temukan dan sebagaian lagi yang masih belum ditemukan dalam menginterpretasikannya. Al-Qur’an merupakan kalamullah yakni perkataan Allah yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. Mempelajari Al-Qur’an secara kompleks dan kompeherensif akan membuka segala intelektualitas dan rasionalitas kita dalam memahami isu serta problematika kontemporer.

Al-Qur’an bagaikan google dan gps manusia saat ini, jika ingin mencari sesuatu ilmu pengetahuan. Hanya saja Al-Qur’an selalu mengarahkan kepada kebajikan dan secara detail dalam menjelaskan antara maslahat dan mudhorot. Bila google sebagai browsing yang bisa menjelajahi informasi apa saja yang diinginkan manusia dan tidak memperdulikan mana informasi baik atau buruk dan positif dan negative, maka manusia bisa menjadi hancur lagi celaka. Secara harfiah bisa menjadi sama, akan teapi secar terminologis akan jauh berbeda sebab berkaitan dengan substansinya. Tidak rugi dalam membaca Al-Qur’an karena bisa dirasakan secara langsung atau tidak langsung maupun secara realita atau maya. Sudah sangat banya mufassirin yang menafsirkan, menjelaskan, menginterpretasikan konteks ayat dengan situasi dan kondisi masyarakat. Dari makna tekstual sampai pada kontekstual dapat digambarkan secara jelas dan mendalam.

Al-Qur’an adalah pembeda, kitab, keterangan yang jelas, pengobat, penyembuh, petunjuk, dan pembenar yang menjadi pedoman manusia. Jika diantara kita masih ragu dan meragukan Al-Qur’an, maka sudah dipastikan hati, akal, dan perbuatannya mati serta beku akan Islam. Al-Qur’an bukan hanya sekedar teks yang menjadi senjata bagi kaum yang suka sesat dan menyesatkan, bahkan juga menjadi curian referensi bagi kaum intelektualis dalam memainkan rasio dengan bentuk studi empiris yang ingin diklaim sebgai bentuk ilmiah. Terlalu banyak manusia yang merasa dirinya telah melampaui ilmu dalam Al-Qur’an, padahal dan andaikan saja tidak ada Al-Qur’an di dunia sebagai kita revisi terakhir dalam kita sebelumnya maupun kitab yangs sempurna. Sudah dipastikan bahwa amat hancurlah dan kacaulah dunia saat ini, sangat gelap akan cahaya kedamaian, keadilan, ketentraman, kesejahteraan, keharmonisa dan keruukunan. Sebab manusia itu cendrung ingin berkuasa dan menguasai, ingin perang dan memerangi, ingin merusak dan menghancurkan, semua karena terbawa nafsu yang terlalu besar ditempuh dengan cara-cara nalar yang terkadang dianggap sebagai pengetahuan berasal dari kepala ataupun akal manusia semata. Al-Qur’an tidak terlepas dari hal apapun, bukan masa/zaman/periode yang diikuti oleh Al-Qur’an melainkan semua itulah yang terus berjalan sesuai dengan aturan Al-Qur’an. Kita kapan saja akan mati, namun Al-Qur’an sampai kita matipun akan terus hidup bagi manusia lainnya bahkan dulu sampai sekarang Al-Qur’an masih tetap hidup dan redaksi atau kontennya atau matannya masih sama. Manusia bisa berubah dan merubah makna tafsirannya akan tetapi tidak akan ada mansuia sehebat, sepintar, secerdas, sekuat, seintelejen, secerdik apapun yang bisa membuat serta menambhakan teksnya.

Maka jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang paling mutlak dan tertinggi posisinya, jangan sampai menjadi pedoman serta bacaan yang menjadi nomor urut sekian. Jika hal kecil yang sederhana saja kita lalai dan melalaikan Al-Qur’an, maka sudah dipastikan hidup kita bukan untuk Al-Qur’an melainkan untuk setan dengan pedoman kemaksiatan manusia.

Merasakan Indahnya Manfaat Sedekah


Oleh : Al Azzad 

Ada hal lain yang selama ini masih dianggap kurang dan tidak ada manfaat oleh ummat muslim yakni berkaitan dengan sedekah. Ibadah yang kita lakukan hanya sebatas ritualitas dalam aktivitas terhadap pemahaman keagamaan tersebut. Sedekah juga merupakan bentuk amalan ibadah yang berkaitan dengan social terhadap bentuk kebersamaan dan saling tolong-menolong antara satu dengan yang lainnya. Islam merupakan agama yang mengajarkan tentang sedekah agar peduli terhadap sesamanya dan bisa membantu kesulitan saudaranya. Sedekah bukan berarti akan menghabiskan dan mengurangi harta benda yang kita miliki. Melainkan dengan bersedekah berarti akan menambhkan investasi rezeki yang suatu saat dan setiap saat akan kita nikmati dan rasakan secara sadar atau tidak sadar. Sedekah bukanlah bentuk amalan untuk riya atau sebagai bentuk status social bahwa dengan bersedekah termasuk golongan kaya dan memiliki harta benda yang berlimpah ruah. Namun sedekah untuk mendekatkan diri kita kepada Allah yang Maha luas rizki Nya terhadap hambanya.

Dengan bersedekah banyak manfaat yang bisa kita rasakan tentunya, baik itu manfaat dalam hal kehidupan sehari-hari maupun manfaat lainnya. Menambhakn rezeki, memperpanjang umur, menjauhkan dari segala bala, terhindar dari musibah, menyembuhkan penyakit dan menjadi pengobat hati. Orang yang bersedekah dengan ikhlas dan semata untuk memberi karena lillah pasti akan merasakan kepuasan tersendiri yang tak akan bisa diukur dan dijelaskan. Manfaat sedekah ini adalah bonus dari Allah terhadap amal yang sudah kita lakukan dan itu merupakan bentuk hasil yang pasti. Sedangkan feedback yang bisa kita rasakan dengan melakukan sedekah ialah bisa mengabulkan doa-doa atas hajat yang selalu diinginkan. Sehingga tak akan pernah sanggup dan puas serta terhitung terhadap segala kenikmatan yang kita dapatkan dari sedekah.

Sedekah itu tidak mesti berbau materi atau kebendaan secara fisik, banyak yang bisa kita sedekahkan terhadap siapa pun. Namun keseimbangan itu sangat perlu dilakukan dalam sedekah antara sedekah yang bersifat materi dan sedekah walau hanya sebatas doa. Tidak ada ruginya dalam bersedekah, justru yang merugi adalah orang yang tidak bersedekah yang dikarenakan belum tentu akan mendapatkan kesempatan di lain waktu untuk melakukan sedekah ketika baru menyadari yang namanya bekal hidup sesungguhnya. Sedekah akan mengantarkan energy posistif dan energy nikmat yang terus mengalir. Sedekah bagaikan tenaga untuk tidak memutuskan energy agar terus mengalirkan kenikmatan yang kita rasakan. Hanya saja jangan sampai kita menjadi israf dan menjadi lupa diri terhadap kewajiban yang lain.

Dengan sedekah tersebut, maka aliran rezeki dan kenikmatan akan terus mengalir bagaikan keran yang tidak pernah ditutup ataupun bagaikan aliran sungai yang tidak pernah kering. Terhambatnya rezeki dan kenikmatan dikarena adanya bentuk yang dapat menyumbat serta menghalanginya yang tidak dilakukan dengan sedekah terhadap orang lain.

Tenggelamnya Gaya Politik Pencitraan

Oleh : Al Azzad  Ada masa dimana dulu demokrasi sempat heboh dengan model politik pencitraan yang dikemas apik sedemikian rupa. Dit...